Mohon tunggu...
Nadya Asima Gravita Panjaitan
Nadya Asima Gravita Panjaitan Mohon Tunggu... Mahasiswa - IPB University

Saya memiliki ketertarikan dan semangat yang besar dalam menulis. Saya menuangkan informasi dan isi pikiran saya lewat tulisan, yang saya harap dapat memberi manfaat bagi yang membacanya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Teknologi Inseminasi Buatan: Ayam Bisa Lahir Tanpa Kawin

1 Agustus 2023   11:25 Diperbarui: 9 Agustus 2023   14:43 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sperma yang keluar kemudian ditampung. Penting sekali untuk membersihkan area anus ayam jantan terlebih dahulu, untuk menghindari sisa-sisa kotoran (feses) di sekitar anus ikut tertampung. Umumnya setiap ayam jantan menghasilkan sperma sebanyak 0,3-0,5 ml. Volume sperma yang dihasilkan dapat berbeda-beda dipengaruhi beberapa faktor seperti breed ayam, spesies, dan metode penampungan. Semen yang dikeluarkan dengan metode massage akan memiliki volume yang lebih besar dibandingkan saat perkawinan alami.

Optimalnya, Inseminasi Buatan hanya membutuhkan 3-4 ekor jantan untuk mengawinkan 100 ekor betina (sex ratio 1:25). Namun terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi, sehingga sex ratio bisa saja lebih rendah dari 1:25. Namun penggunaan jantan jauh lebih efisien dibandingkan kawin alami.

Mengencerkan Sperma

Kenapa sperma perlu diencerkan? Jika melihat volume sperma per ekor ayam jantan yang diperoleh (0,3-0,5 ml), maka jumlahnya ini sangat kecil apabila akan dideposisikan pada banyak ayam betina. Walaupun volumenya kecil, konsentrasi spermatozoa yang terkandung adalah tinggi. Untuk meningkatkan volume sperma agar dapat dideposisikan pada banyak ayam betina, maka pengenceran ini perlu dilakukan. Pengenceran juga merupakan salah satu usaha untuk memertahankan fertilitas spermatozoa, yaitu memperpanjang daya hidup spermatozoa, motilitas, viabilitas, dan daya fertilitas.

Bahan pengencer yang paling sering digunakan untuk mengencerkan sperma adalah NaCl fisiologis 0,9%. Ini dikarenakan NaCl fisiologis 0,9% mudah diperoleh. Bahan lain seperti halnya kuning telur, susu, air kelapa, Ringer Laktat, dan Ringer Dextrose juga dapat digunakan sebagai pengencer. 

Sperma yang tertampung dicampur dengan bahan pengencer dengan dosis pengencerannya 1:5, yaitu dengan perbandingan 1 bagian sperma dan 5 bagian pengencer. Pencampuran dapat dilakukan langsung pada tabung penampung. Misalnya apabila total sperma yang diperoleh totalnya 10 ml, maka bahan pengencer yang  digunakan 5 kali lipatnya, yaitu 50 ml. Penting sekali untuk mengukur volume sperma yang diperoleh maupun bahan pengencer dengan tepat agar dosis pengencerannya juga sesuai.

Memasukkan Sperma ke dalam Organ Reproduksi Betina

Memasukkan sperma sebaiknya dilakukan langsung setelah penampungan dan pengenceran. Karena dalam waktu 1 jam, kualitas dari sperma bisa menurun dan juga mudah rusak. Dalam proses ini, dibutuhkan dua orang dimana satunya memegang (handling) ayam betina, sedangkan satu lainnya bertugas menyuntikkan sperma ke dalam organ reproduksi (inseminator). 

Ayam betina dipegang kedua pahanya secara rapat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan area kloaka sampai organ reproduksi ayam betina muncul keluar. Sperma disuntikkan dengan menggunakan spuit sebanyak kurang lebih 0,2 ml dari total dosis pengenceran. Kurang lebih spuit dimasukan sedalam 7 cm tepat ke dalam saluran vagina yang terletak di sebelah kiri. Ketika proses memasukan spuit ini, tekanan pada kloaka tadi dilepas. Tujuannya agar sperma yang disuntikkan tadi tidak keluar. Metode ini disebut intravagina, yakni memasukan batang gun (spuit) kedalam saluran reproduksi ayam betina. Metode ini mirip dengan proses masuknya sperma seperti pada perkawinan alami.

KAPAN SEBAIKNYA INSEMINASI BUATAN DILAKUKAN?

Memiliki banyak keunggulan, namun pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) juga perlu diperhatikan pada setiap tahapannya agar hasilnya optimal. Untuk pelaksanaan pertama kali, maka sebaiknya dilakukan dua hari berturut-turut pada perlakuan awal. Selanjutnya dilakukan dua kali dalam seminggu agar hasilnya baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun