Perkembangan teknologi di zaman sekarang tepatnya di abad 21 tentunya sangat pesat dimulai dari bidang, politik, ekonomi , sosial, serta banyak lagi bidang-bidang lainya yang mengalami dampak dari perkembangan teknologi ini. Salah satunya tidak lain dan tidak bukan adalah dunia sosial, salah satu hal yang paling dapat dilihat dari dunia sosial adalah perkembangan media digital, perkembangan teknologi di bidang sosial hampir sepenuhnya mempermudah setiap kegiatan manusia, mulai dari komunikasi, memperoleh informasi, serta menjadi salah satu hiburan yang paling digemari.
Era digital telah mengubah cara kita berinteraksi, bekerja, dan bahkan memandang diri sendiri. Salah satu perubahan paling signifikan adalah digitalisasi identitas. Media sosial, sebagai platform utama dalam era digital, telah menjadi panggung bagi kita untuk mengekspresikan diri, berbagi pengalaman, dan membangun jejaring sosial. Namun, di balik kemudahan dan kebebasan yang ditawarkan, terdapat ancaman serius terhadap privasi kita.
Kebebasan berekspresi adalah hak fundamental yang melekat pada setiap individu. Media sosial telah memberikan ruang yang lebih luas bagi kita untuk menyuarakan pendapat, berbagi ide, dan mengkritik. Kita dapat dengan mudah mengakses informasi dari berbagai belahan dunia dan terhubung dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama. Hal ini tentu saja memperkaya kehidupan sosial dan intelektual kita.
Namun, kebebasan berekspresi yang tanpa batas juga memiliki konsekuensi. Ancaman terhadap privasi menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi pengguna media sosial. Data pribadi kita, mulai dari nama, usia, lokasi, hingga preferensi, dengan mudah dikumpulkan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak, baik itu perusahaan, pemerintah, maupun pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab. Data-data ini kemudian digunakan untuk berbagai tujuan, seperti target iklan, profil psikologis, hingga manipulasi opini publik.
Permasalahan privasi semakin kompleks dengan adanya algoritma yang semakin canggih. Algoritma ini mampu menganalisis data pengguna untuk memprediksi perilaku dan minat mereka. Hal ini memungkinkan platform media sosial untuk menyajikan konten yang sangat personal, namun di sisi lain juga dapat memicu pembentukan filter bubble atau gelembung informasi, di mana pengguna hanya terpapar pada informasi yang sesuai dengan pandangan mereka, sehingga mempersempit wawasan dan memperkuat polarisasi.
Selain itu, ancaman terhadap privasi juga dapat berdampak pada keamanan digital. Kebocoran data yang sering terjadi dapat mengakibatkan pencurian identitas, penipuan, dan kejahatan siber lainnya. Hal ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga dapat merusak reputasi dan mengganggu kehidupan pribadi.
Oleh karena itu seiring berjalannya waktu dan seiring berkembangnya teknologi terutama di bidang media sosial kita haruslah sangat memperhatikan setiap kegiatan-kegiatan kita, serta berbagai macam hal yang haruslah kita hindari ketika kita menggunakan media sosial, banyak kali menurut kita mungkin hanyalah masalah sepele namun ketika kita melakukannya itu menjadi peluang bagi orang-orang yang berniat jahat terhadap kita, mungkin menurut kita itu  adalah hal yang sederhana ketika kita memposting kita, mengomentari, mengshare seuatu Tanpa pertimbangan terlebih dahulu sehingga mengundang berbagai macam kejahatan di bidang teknologi atau yang biasa disebut dengan cyber crime.
Digitalisasi identitas adalah fenomena yang tidak dapat dihindari. Namun, kita sebagai pengguna memiliki kekuatan untuk melindungi privasi kita. Dengan meningkatkan kesadaran dan mengambil langkah-langkah yang tepat, kita dapat menikmati manfaat dari media sosial tanpa harus mengorbankan privasi kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H