Mohon tunggu...
nadya annisa
nadya annisa Mohon Tunggu... Lainnya - freelance

senang mengeksplor hal baru, lebih fokus mengerjakan sesuatu saat sendiri dan di tempat yang tenang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Doom Spending, "Musuh" yang Menjadi "Teman" Gen Z Menghadapi Tekanan Sosial

13 Oktober 2024   15:51 Diperbarui: 13 Oktober 2024   16:39 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah menurunnya daya beli masyarakat saat ini, masih banyak kaum muda khususnya Gen Z yang terjebak 'doom spending'. Bukan tanpa sebab, mereka terjebak doom spending sebagai salah satu cara untuk pelarian mereka dari tekanan sosial baik itu di lingkungan rumah maupun lingkungan kerja.

Istilah doom spending menggambarkan perilaku belanja berlebihan tanpa adanya perhitungan keuangan yang matang sehingga menyebabkan masalah keuangan secara serius. "Jika bukan sekarang kapan lagi", kalimat ini sering dijadikan alasan bahwa kesempatan untuk membeli barang tertentu tidak datang dua kali.

Jadi perhitungan keuangan yang tepat sering diabaikan, yang terpenting bagi mereka bisa membeli apapun yang mereka inginkan sebagai self reward. Perkembangan tren yang begitu cepat juga menjadi menjadi faktor pendorong mereka menjadi implusif buyer.

Baca juga: Mega, Sang

Jika tidak segera melakukan manajemen keuangan yang tepat, hal yang terlihat seperti teman tapi sebenarnya musuh yang nyata ini bisa menjadi mimpi buruk bagi anak muda.

Beberapa hal berikut bisa membantu agar tetap bisa self reward dan kesehatan keuangan terjaga.

Mulailah memilah mana kebutuhan dan keinginan, tak masalah jika ingin membeli sesuai keinginan tetapi harus dipertimbangkan juga nilai plus minus jangka panjangnya.

Buat perencanaan anggaran, hal ini penting untuk memastikan pengeluaran kalian tidak melebihi penghasilan. Selain itu jangan sampai menjadikan kemudahan pinjaman online (pinjol) sebagai alternatif untuk menutupi minus keuangan kalian, karena faktanya hal ini akan semakin memperparah.

Sebisa mungkin hindari penggunaan pinjol atau pay later untuk membeli barang konsumsi apalagi sekadar fomo.

Cari alternatif lain untuk mengatasi tekanan atau stres, seperti olahraga, membaca buku, menonton film dan hobi lainnya yang kalian sukai. Belanja juga tetap boleh dilakukan asal sesuai perencanaan dan bukan membeli sesuatu secara implusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun