Mohon tunggu...
Ika Nadya Nainggolan
Ika Nadya Nainggolan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Masih harus banyak belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Upaya Peningkatan Kerja Otak Anak Melalui Pembelajaran Coding dengan Berbantuan Platform Scratch

22 Mei 2023   16:04 Diperbarui: 22 Mei 2023   16:19 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era industri 4.0 saaat ini, hampir seluruhnya kegiatan masyarakat menggunakan teknologi seperti smartphone, laptop dan berbagai alat elektronik lain saat ini telah mendominasi kehidupan tidak hanya untuk orang dewasa tetapi juga untuk kalangan anak-anak. Pada era ini, anak-anak sudah cenderung melek teknologi tetapi terbatas hanya sebagai pengguna teknologi. 

Sebagai guru dan orangtua kita dapat menggali dampak positif dari ketertarikan anak terhadap kemajuan teknologi, salah satunya adalah dengan mengajarkan anak bagaimana cara untuk memanfaatkan teknologi melalui bahasa pemrograman atau coding.

Coding adalah suatu aktivitas pemrograman komputer melalui penyusunan instruksi dengan menggunakan bahasa pemrograman. Mempelajari coding sejak dini nyatanya dapat menumbuhkan kebiasaan berpikir kreatif dan mengasah soft skill anak. 

Beberapa kemampuan atau soft skill yang bisa didapatkan saat belajar coding yang juga merupakan bagian dari computational thingking adalah kemampuan berpikir logis dan sistematis, kreatif, berani mencoba berbagai hal, dan masih banyak lagi. Dalam upaya menumbuhkan minat belajar coding pada anak, kita dapat menggunakan aplikasi sederhana dengan permainan interaktif.

Seymour Papert memperkenalkan teknik berpikir komputasional dan mendapatkan popularitas ketika Jeanette Wing menggambarkan teknik berpikir komputasional ini sebagai salah satu bakat mendasar yang melengkapi kemampuan membaca, menulis, dan matematika (Khine, 2018; Wing, 2006). Teknik berpikir komputasional harus menjadi kemampuan yang dibutuhkan pada abad ke-21, menurut kolumnis pendidikan radikal (Grover, 2018; Riddell, 2018). 

Sebagai cara berpikir, teknik berpikir komputasional dapat digambarkan sebagai: abstraksi atau penggambaran masalah, penguraian masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, pengembangan algoritma pemecahan masalah, evaluasi solusi, generalisasi solusi untuk masalah lain, dan otomatisasi proses.

Keterampilan teknik berpikir komputasional membantu anak dalam membangun penalaran logika yang mendalam, perumusan masalah, pemecahan masalah, mendesain sistem, memahami ide dasar ilmu komputer, dan melatih dalam berpikir kreatif. Dengan demikian, memperkenalkan dan mengajarkan coding kepada anak-anak dapat dimulai sedini mungkin sehingga dapat menumbuhkan kemampuan mereka untuk berpikir kreatif dan mengembangkan soft skill.

Menyadari betapa pentingnya kemampuan penguasaan coding dan keterampilan coding yang tidak dapat dikuasai secara instan melainkan memerlukan proses yang panjang untuk membentuk pola pikir tersebut, negara-negara maju seperti China dan Amerika telah memberikan pelajaran berupa kegiatan pemrograman kepada anak-anak sejak usia 4-5 tahun. 

Sayangnya, kurikulum coding ini sama sekali belum masuk kedalam kurikulum pembelajaran di sekolah di Indonesia dan hanya sekolah-sekolah swasta yang tergolong cukup mahal yang telah menerapkan pembelajaran coding ini, SDK Penabur Jakarta merupakan salah satu sekolah yang sudah memberikan pembelajaran coding untuk anak-anak. Selain itu, hanya anak-anak dari keluarga berada yang bertempat tinggal di kota-kota besar yang menyadari pentingnya pembelajaran coding ini dan mereka dapat dengan mudah mengikuti kursus coding sekalipun dengan biaya yang cukup mahal.

Scratch merupakan salah satu platform terbesar di dunia yang sering digunakan untuk memperkenalkan coding kepada anak-anak baik dari usia dini hingga sekolah dasar. 

Hal ini dikarenakan Scratch menyediakan tampilan visual yang sangat sederhana sehingga memudahkan anak dalam membuat desain seperti cerita, permainan interaktif ataupun animasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun