Tak bisa terus bersembunyi
Kesedihannya Ia tutupi
Tangis terpecah karena perih
Namun yang tersayat adalah hati
Sudah 5 tahun Ayah keluar kota tepatnya ke Jakarta. Ibu masih memiliki harapan supaya Ayah kembali. "Sudah, Bu. Ayah pasti datang. Kita hanya perlu sabar aja," kataku. Ibu hanya terdiam. Melihat matahari terbenam dari teras rumah.
Aku menatap Ibu. Ku percaya, Ibu sedang menahan tangisannya. Muka Ibu yang terlihat pucat karena sudah lama Ibu bekerja keras untuk membuat keluarga ini tetap bertahan "Hmm.. Sudah yuk. Kita masuk. Nenek nanti mencari kita," kata Ibu dengan suara lembutnya. Aku mengangguk setuju.
Ayah sudah lama tak berada di rumah. Terakhir kali ku melihat Ayah pada saat aku berumur 9 tahun. Sekarang, Aku sudah berumur 14 tahun. Ayah berjanji akan kembali. Ku ingat dengan jelas perkataannya. "Kamu tunggu Ayah di depan sini ya. Ayah janji akan kembali, Ash."
"Nah, ini dia anaknya. Ash gimana kemarin sekolahnya?" tanya Nenek. Ku menatap ke piringku yang kosong. Melihat ke meja makan yang hanya terdapat tempe, ikan, dan sayur -- mayur. Ku menjadi tidak mood makan.
"Ash?"
"Ya, Nek?"
"Gimana sekolahmu? Baik -- baik saja?"