Dalam waktu singkat, aku berhasil menyelesaikan pendidikan. Gelar sarjana kedokteran telah kuraih. Baju putih yang kukenakan, adalah bukti perjuangan emak. Kini aku berdiri di depan auditorium. Menerima penghargaan sebagai mahasiswa tercepat dengan nilai tertinggi. Summa cumlaude berhasil kuraih. Di kejauhan kulihat emak mengusap air mata di pipinya. Senyum tampak di wajah tua emak. Terima kasih Yaa Allah, telah memberiku emak terbaik. Perjuangan emak sungguh tak terbalaskan. Setelah prosesi yudisium berakhir. Aku menuju, ke tempat duduk emak. Haru. Itu yang kurasakan. Kami berpelukan. Erat. Tangis melingkupi hati kami.
"Terima kasih mak!, aku mencium kedua pipi emak."
"Terima kasih telah menjadi emak terbaik untukku. Berkat doa dan perjuangan emak, aku berhasil," ucapku.
"Tak ada perjuangan orang tua yang sia-sia."
"Semua juga tak lepas dari doa, ada campur tangan Allah di dalamnya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H