Kelahiran Pontianak, 14 desember 1979. Setamat dari SMKN 3 Pontianak tahun 1999 ia mencoba peruntungan nasibnya di negara Penang, Malaysia serta Singapura. Tahun 2000 seorang teman mengajaknya mengadu nasib ke negeri Taiwan.
Semua pekerjaan dia lakukan dari jadi kuli pabrik, serta perawat orang tua. Karena ketekunannya seorang perempuan tua menjodohkannya dengan anaknya, seorang juragan tanah dan rumah.
Nasib baik berpihak kepadanya, untuk melancarkan bahasa yang digunakan di negara tersebut. Ia kemudian  kursus bahasa, melihat ketekunan dan kecerdasannya ia diikutkan casting, disinilah karirnya dimulai.
"Banyak yang bingung apa sebenar nya pekerjaan ku, dulu ku malas menjawab nanti di bilang sombong," katanya.
Mu Ai Fang, menikah di Taiwan sudah 18 thn, profesi yang digelutinya sudah 15 tahun. Menjadi Guru kebudayaan beragam, apa itu Guru kebudayaan beragam? Ia memperkenalkan kebudayaan,adat istiadat, tradisi, makanan, kebiasaan hidup negara negara tertentu, dan yang lebih banyak di perkenalkan adalah kebudayaan Indonesia.
Yang datang mendengar ajaran nya semua nya guru-guru Taiwan, kepala sekolah, instansi pemerintah, murid-murid Sd,SMP,SMA hingga perguruan tinggi. Hingga sekarang ia masih bergelut di bidang ini plus Guru aneka masakan asia, khusus mengajar aneka masakan Asia tenggara. Bukan asal mengajar, ia punya 2 sertifikat Guru , 1 sertifikat Koki dan 1 sertifikat Guide.
Kalau film, baru ditekuni sejak tahun 2007, dalam sepuluh tahun ini sudah membintangi hampir ratusan film layar tv, bioskop, karya mahasiswa, acara hiburan, presenter, dan lain-lain.
2 tahun ini ia mulai berbisnis, bisnis yang sesuai dengan cita-citanya, membuka usaha lapis legit serta cake, kue kering, serta goreng pisang kapok khas kota Pontianak, tentu dengan ciri khas Indonesia.
Mu Ai Fang bukanlah orang yang suka pamer, ia sederhana, orang yang kenal dia pasti tahu, jarang dandan, pakaian dan sepatu juga sederhana. Makan walaupun kelihatan enak tapi semua bukan menu mahal boleh di bilang sangatlah murah, karena hoby memasaknya, ia olah sendiri makanan untuk suami serta anak-anaknya, andai ada kelebihan sedikit itu semua dari hasil usahanya yang tak suka jadi beban orang lain.
Tugasnya setiap Sabtu dan Minggu adalah menjadi pembicara dari SD , SMP, SMA, sampai Perguruan tinggi, khusus untuk kegiatan ini , ia memperkenalkan pakaian seragam SD Indonesia ke anak anak SD sekolah Taiwan.
"Saya bangga dengan setiap hal yang menjadi ciri khas Indonesia," Â katanya.