Bekerja di New York tanpa berkas resmi Apakah itu layak? Disini saya kasih tahu kelebihan dan kekurangannya!
New York, kota yang tidak pernah tidur, merupakan perpaduan budaya dan peluang. Bagi banyak orang, ini melambangkan impian kemakmuran dan kesuksesan. Namun dibalik gemerlap gedung pencakar langit dan gemerlap jalan nya, terdapat kenyataan yang lebih suram bagi mereka yang hidup dan bekerja tanpa dokumen.
Untuk memahami kenyataan ini, kami bertemu Carlos, seorang imigran dari Meksiko. Dia datang ke New York untuk mencari masa depan yang lebih baik, keluar dari kemiskinan di tanah kelahirannya. Seperti kebanyakan orang yang mengalami situasi serupa, Carlos segera menyadari bahwa kehidupan di kota tidaklah mudah bagi seseorang yang tidak memiliki surat-surat.
Keuntungan: Bertahan dan Berkembang dalam Bayangan
Salah satu keuntungan bagi Carlos dan orang lain yang berada dalam situasi seperti ini adalah kesempatan kerja. New York, dengan perekonomiannya yang besar, menawarkan banyak peluang kerja di sektor-sektor seperti konstruksi, restoran, dan layanan rumah tangga. Pekerjaan-pekerjaan ini, meskipun seringkali berupah rendah dan menuntut secara fisik, namun memberikan penghidupan.
Selain itu, komunitas imigran di New York sangat besar dan suportif. Carlos mendapat dukungan dari orang lain yang memiliki bahasa dan budaya yang sama. Komunitas ini menawarkan jaring pengaman emosional dan terkadang ekonomi, sebuah aspek penting bagi mereka yang merasa terisolasi karena status hukum mereka.
Kini Carlos dapat mengirimkan uang kepada keluarganya di Guadalajara, sehingga mereka dapat memiliki kehidupan yang lebih baik, karena pengiriman uang tersebut akan mengkompensasi rendahnya gaji istrinya dan membantu kedua anaknya untuk maju.
Kekurangan: Harga Gaib
Namun, bekerja tanpa dokumen membawa kerugian yang signifikan. Carlos mengalami kerentanan pekerjaan secara langsung. Tanpa perlindungan hukum, ia mendapati dirinya bekerja berjam-jam dengan upah rendah, tanpa hak atas tunjangan pekerjaan seperti asuransi kesehatan atau liburan berbayar. Selain itu, ketakutan akan deportasi terus-menerus membayangi dirinya.
Hidup dalam bayang-bayang juga berarti sulitnya mengakses layanan dasar. Carlos kesulitan mendapatkan perumahan yang layak dan terjangkau, serta akses terhadap pelayanan kesehatan yang sulit dan sering kali sangat mahal.