“Ingat siapa dirimu, Livia. Wanita yang membangun toko ini dari nol. "Jika ada orang yang bisa melakukannya lagi, itu adalah kamu," katanya, dan kata-kata itu, lebih dari apa pun, memberinya harapan.
Dengan dukungan emosional mereka, Livia menemukan kekuatan yang dia butuhkan untuk membangkitkan semangat Livia kembali. Dia memulainya dari awal, ya, tapi kali ini dia melakukannya dengan keyakinan bahwa dia tidak perlu membuktikan apa pun kepada siapa pun, tetapi hanya pada dirinya sendiri. Dan Majid, setia pada kata-katanya, tetap di sisinya, berjalan bersama, tanpa meredupkan cahayanya, tetapi berbagi cahayanya sendiri.
Seiring berjalannya waktu, bisnis kembali booming. Livia tahu bahwa kekuatan yang membawanya melalui adalah miliknya, tetapi akan lebih mudah ketika seseorang berada di sisinya untuk mengingatkannya akan nilainya ketika dia meragukan dirinya sendiri. “Rumah Hujan" menjadi tempat pertemuan, dimana perempuan dan laki-laki dari Wesley dan Easly datang tidak hanya untuk membeli, namun untuk belajar dari kisah seorang perempuan yang tidak membiarkan kehidupan menghancurkannya.
Aku bersamamu karena aku ingin, bukan karena aku membutuhkanmu. “Aku ingin kamu mengetahuinya,” katanya pada suatu sore saat mereka berjalan bersama di Jalan Ray, tangannya terjalin dengan tangannya.
Majid tersenyum sambil meremas tangannya dengan lembut.
Aku selalu mengetahuinya, Livia. Itu sebabnya saya di sini. Karena kamu tidak membutuhkanku, tapi kamu tetap memilihku.
Livia memahami bahwa kekuatan sejati terletak pada mengetahui bahwa Anda dapat menghadapi dunia sendiri, tetapi Anda juga dapat menerima bantuan dari orang-orang yang mencintai Anda tanpa merasa berkurang karenanya. Majid adalah rekannya, setara dengannya, dan bersama-sama mereka membangun kehidupan di mana cinta adalah pilihan bebas dan bukan rantai yang mengikat mereka.
Refleksi terakhir: Kemandirian sejati bukanlah tentang menolak cinta atau kebersamaan, tapi tentang mampu hidup sepenuhnya tanpa bergantung padanya. Kekuatan Livia terletak pada kesadaran bahwa nilainya tidak ditentukan oleh siapa pun selain dirinya sendiri, dan bahwa pilihan untuk mencintai Majid adalah keputusan bebas dan bukan suatu keharusan. Majid, pada bagiannya, menemaninya, mendengarkannya, dan mengingatkannya bahwa bahkan yang terkuat pun membutuhkan bahu untuk bersandar dari waktu ke waktu.
Apa pendapat Anda tentang dukungan emosional dalam suatu hubungan? Menurut Anda, apakah mungkin untuk mandiri dan pada saat yang sama saling mendukung?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H