Tahukah Anda Calico Jack? Tahukah Anda kalau bajak laut ini menyertakan banyak wanita dalam krunya?
Calico Jack, yang bernama asli John Rackham, adalah tokoh ikonik dalam sejarah pembajakan, terutama dikenal karena benderanya yang khas dan menjadi salah satu dari sedikit kapten bajak laut yang menyertakan wanita dalam krunya. Lahir di Jamaika pada akhir abad ke-17, Rackham mendapat julukan "Calico Jack" karena kesukaannya memakai kain calico, sejenis katun print yang populer pada saat itu.
Kisah Calico Jack terkait erat dengan kisah dua bajak laut wanita paling terkenal dalam sejarah: Anne Bonny dan Mary Read. Meskipun pembajakan adalah dunia yang didominasi laki-laki, kedua perempuan ini menonjol tidak hanya karena keberanian dan keterampilan tempur mereka, namun juga karena kemampuan mereka untuk menantang norma-norma gender pada masanya.
Calico Jack memulai karirnya sebagai bajak laut di bawah komando kapten bajak laut terkenal Charles Vane. Namun, setelah perselisihan mengenai taktik tempur, Rackham menantang dan mencopot Vane, menjadi kapten kapalnya sendiri, "Revenge". Pada periode inilah Jack mengadopsi bendera bajak lautnya yang terkenal: tengkorak dengan dua pedang bersilang, desain yang identik dengan pembajakan.
Karier bajak laut Calico Jack terkenal tidak hanya karena keberaniannya dalam melakukan perampokan dan petualangan di laut lepas, tetapi juga karena hubungannya dengan Anne Bonny. Anne, yang telah meninggalkan suaminya untuk bergabung dengan Rackham, menyamar sebagai seorang pria untuk berpartisipasi dalam ekspedisi bajak laut. Mary Read kemudian bergabung dengan kru dalam keadaan yang sama, juga menyembunyikan identitas gendernya.
Meski awalnya sukses, karier Calico Jack tidak bertahan lama. Pada tahun 1720, kapalnya ditangkap oleh kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Rackham dan krunya dibawa ke Jamaika, di mana mereka diadili dan dihukum karena pembajakan. Calico Jack digantung pada bulan November tahun yang sama.
Legenda Calico Jack bertahan tidak hanya karena eksploitasinya sebagai bajak laut, tetapi juga karena perannya dalam menantang norma-norma sosial dan gender pada masanya. Dimasukkannya wanita seperti Anne Bonny dan Mary Read ke dalam krunya merupakan bukti sikap progresif dan beraninya. Meski kariernya singkat, warisannya sebagai salah satu bajak laut paling ikonik di Zaman Keemasan Pembajakan masih hidup hingga saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H