Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Nature

Okunoshima: Mengenal Pulau Kelinci di Jepang

17 Oktober 2024   04:14 Diperbarui: 17 Oktober 2024   08:39 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Okunoshima di Jepang, sumber: Pixabay)

Tahukah Anda bahwa di Jepang ada pulau yang hanya dihuni kelinci? Mengenal Pulau Kelinci, Okunoshima!

Di Laut Pedalaman Seto, Jepang, terdapat sebuah pulau kecil yang menjadi misteri bagi banyak pelancong. Okunoshima, yang dikenal sebagai "Pulau Kelinci", adalah tempat yang telah menarik perhatian wisatawan dari seluruh dunia karena alasan yang unik: daya tarik utamanya bukanlah pemandangan eksotis atau monumen bersejarah, namun ratusan kelinci yang telah menjadi rumah Anda. . Hewan-hewan ramah ini berjalan dengan bebas melalui setiap sudut pulau, menciptakan suasana yang nyaris nyata bagi mereka yang berkunjung.

Kisah Okunoshima tidak selalu begitu menawan. Selama Perang Dunia II, pulau ini memainkan peran kelam dalam sejarah Jepang karena digunakan sebagai pusat produksi gas beracun. Karena terisolasi, tempat ini menjadi tempat yang strategis untuk memproduksi senjata kimia jenis ini tanpa diketahui masyarakat umum. Setelah konflik berakhir, pabrik tersebut dibongkar dan pulau tersebut tidak berpenghuni, meskipun dengan bekas luka yang masih dapat dilihat di reruntuhannya dan di museum yang menjadi tempat mengenang masa-masa kelam itu.

Tapi bagaimana kelinci bisa sampai ke pulau ini? Ada aura misteri seputar hal ini. Beberapa orang mengatakan bahwa benda-benda tersebut diambil oleh para ilmuwan yang menggunakannya untuk menguji efek gas beracun, dan setelah pabrik ditutup, benda-benda tersebut dilepaskan. Yang lain berpendapat bahwa pada tahun 1970-an, sekelompok anak sekolah melepaskan mereka sebagai bagian dari percobaan repopulasi. Apapun kebenarannya, kenyataannya adalah bahwa saat ini kelinci adalah penguasa dan penguasa Okunoshima, menciptakan citra yang sangat berbeda dari apa yang mereka miliki pada masa aktivitas militer.

Terlepas dari masa lalunya yang kelam, Okunoshima telah mengubah dirinya menjadi tempat yang damai dan alami. Pemandangannya yang hijau dan ketenangan yang dihembuskan saat berjalan melewatinya kontras dengan sejarah yang coba diingat oleh reruntuhan dan museumnya. Interaksi dengan kelinci cukup menarik: tanpa rasa takut pada manusia, mereka datang untuk mencari makanan dan teman, menjadikan pulau ini tempat wisata yang sangat populer, terutama di kalangan pecinta binatang.

Namun, sejarah pulau ini bukannya tanpa kontroversi. Beberapa aktivis berpendapat bahwa banyaknya pengunjung dapat mempengaruhi kesejahteraan kelinci, karena lingkungan alami mereka tidak selalu dihormati. Selain itu, terbatasnya sumber daya dan kurangnya tindakan untuk mengendalikan populasi hewan-hewan ini telah menimbulkan pertanyaan tentang masa depan surga unik ini. Meskipun pihak berwenang telah mengambil tindakan tertentu untuk menjaga keharmonisan, kenyataannya situasi masih penuh tantangan.

Pulau Kelinci tidak diragukan lagi adalah tempat yang penuh kontras. Dari masa lalu yang penuh gejolak sebagai produsen senjata kimia hingga saat ini sebagai tempat perlindungan bagi kehidupan hewan, Okunoshima mewakili kapasitas transformasi yang dimiliki suatu tempat. Ruang yang dahulu diasosiasikan dengan kehancuran, kini identik dengan kehidupan dan ketenangan. Jadi jika Anda memutuskan untuk mengunjunginya, Anda tidak hanya berkesempatan untuk bertemu dengan penduduk yang ramah ini, tetapi juga mempelajari sejarah yang hanya diketahui sedikit orang dan menyembunyikan rahasia di setiap sudut pulau.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun