Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menelusuri Kebudayaan Suku Kuna di Panama

14 Oktober 2024   18:12 Diperbarui: 14 Oktober 2024   18:28 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Suku Kuna, sumber: Pixabay)

Desa adat yang bisa Anda kunjungi: Kunas di Panama. Suku yang memiliki hubungan mendalam dengan alam.

Di sudut terpencil dunia, di perairan Karibia yang jernih, tersembunyi rahasia yang hidup dan penuh warna: budaya Kuna, suku asli Panama. Suku Kuna, yang terkenal dengan tradisinya yang kaya dan rasa hormat terhadap alam, telah melestarikan cara hidup mereka selama berabad-abad, menawarkan jendela menuju dunia kuno dan menakjubkan.

Pertama kali saya mendengar tentang Kuna adalah melalui cerita seorang musafir. Dia bercerita kepada saya tentang perjalanannya ke Kepulauan San Blas, sebuah kepulauan dengan lebih dari 300 pulau kecil, banyak di antaranya tidak berpenghuni. Sesampainya di salah satu pulau tersebut, ia menemukan komunitas Kuna. Yang paling membuatnya terkesan adalah keindahan mola mereka, sebuah seni tekstil unik yang lebih dari sekadar pakaian sederhana bagi suku Kuna. Mola adalah ekspresi identitas mereka, perpaduan seni dan sejarah yang menceritakan kisah-kisah tentang pandangan dunia, alam, dan kehidupan sehari-hari mereka.

Mola dibuat oleh perempuan Kuna, yang sejak usia dini mempelajari seni menjahit potongan rumit ini. Mereka menggunakan lapisan kain dengan warna berbeda, memotongnya dan menjahitnya menjadi satu untuk menciptakan desain geometris yang rumit atau representasi hewan, tumbuhan, dan pemandangan mitologis. Setiap mola itu unik, sebuah karya seni yang membutuhkan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan untuk menyelesaikannya.

Namun budaya Kuna lebih dari sekedar mola. Mereka sangat menghormati alam, yang tercermin dalam gaya hidup dan kepercayaan mereka. Suku Kuna hidup harmonis dengan lingkungannya, melakukan penangkapan ikan dan bertani di pulau mereka, serta mengikuti praktik berkelanjutan yang menjaga lingkungan mereka tetap utuh selama bertahun-tahun. Hubungan mereka dengan daratan dan lautan sangatlah penting, tidak hanya untuk kelangsungan hidup fisik mereka, namun juga untuk identitas budaya mereka.

Struktur sosial Kuna juga tak kalah menariknya. Mereka mengatur masyarakatnya melalui kombinasi tradisi kuno dan adaptasi modern. Di setiap pulau, seorang "sahila" atau pemimpin spiritual dan politik membimbing masyarakat. Keputusan diambil secara kolektif, dalam pertemuan komunitas dimana setiap orang mempunyai suara. Demokrasi langsung dan partisipatif ini merupakan cerminan dari rasa hormat yang mendalam terhadap komunitas dan kesetaraan.

Mengunjungi Kuna bukan sekadar perjalanan ke tempat eksotis, namun juga perjumpaan dengan cara hidup yang menantang banyak konsep modern kita. Ini adalah kesempatan untuk belajar tentang keberlanjutan, pentingnya melestarikan tradisi dan perlunya hidup selaras dengan lingkungan kita.

Saat ini, Kuna menghadapi tantangan. Kemajuan modernitas, dan dengan itu, tekanan pada gaya hidup dan lingkungan Anda. Pariwisata, selain memberikan sumber pendapatan, juga membawa risiko dan tantangan. Namun, suku Kuna telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa, beradaptasi terhadap perubahan tanpa melupakan tradisi dan nilai-nilai mereka.

Mengenal Kuna berarti menemukan dunia di mana rasa hormat terhadap alam, komunitas, dan tradisi bukan sekadar kata-kata, melainkan cara hidup. Di dunia yang sering kali terasa berputar terlalu cepat, Kuna mengingatkan kita akan pentingnya menjaga akar kita dan hidup seimbang dengan dunia di sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun