Dia tidak segera merespons. Dia mendekat perlahan, kakinya meluncur di lantai tanpa suara.
“Namaku Amalia,” akhirnya dia berkata dengan suara lembut namun penuh kesedihan. Dan aku butuh bantuanmu.
Mundo memandangnya dengan bingung. Ada sesuatu dalam nada bicaranya, di hadapannya, yang membuatnya merasa tidak nyaman, tapi di saat yang sama dia tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Kisah Amalia mulai mengalir dari bibirnya bagaikan sungai yang meluap. Dia mengatakan kepadanya bahwa dia telah jatuh cinta dengan seorang pria bernama Adrián, teman pemilik hotel. Namun rasa cemburu telah menguasainya ketika dia mengetahui bahwa dia menjalin hubungan dengan wanita lain. Karena dibutakan oleh amarah, dia telah melakukan sesuatu yang buruk.
"Aku membunuhnya," bisiknya, air mata berlinang. Dan sekarang aku terjebak di sini.
Mundo merasakan hawa dingin merambat di punggungnya. Ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua ini hanya khayalan, bahwa mungkin Amalia tak lebih dari sekedar figur imajinasinya, yang diciptakan oleh tekanan pekerjaannya. Tapi dia tidak bisa memungkiri apa yang dia rasakan. Badannya kaku, tangannya gemetar, dan jantungnya berdebar kencang.
“Saya tidak bisa meninggalkan tempat ini sampai ada yang memaafkan saya,” lanjutnya. Saya ingin Anda berbicara dengan pemilik hotel, dengan Jaime. Dia tahu apa yang terjadi, tapi dia tidak pernah mengatakan apapun.
Mundo tidak tahu harus berpikir apa. Mungkinkah dia benar-benar sedang berbicara dengan hantu? Atau apakah ini semua hanya tipuan pikirannya, yang kelelahan karena panas dan keterasingan? Tapi ada sesuatu yang mendorongnya untuk membantunya. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia meninggalkan kamar dan menuruni tangga.
Jaime, pemilik hotel, sedang berada di bar kantin, membersihkan gelas dengan tidak tertarik. Mundo mendekat, memperhatikan bagaimana pria itu memandangnya dari sudut matanya, seolah dia tahu mengapa dia ada di sana.
“Siapa Amalia?” Mundo bertanya langsung.
Jaime berhenti membersihkan kaca dan menatapnya. Keheningan panjang terjadi di antara mereka sebelum pemiliknya menghela nafas berat.
"Amalia adalah...adalah...seseorang yang seharusnya tidak ada di dunia ini," kata Jaime, suaranya kental karena kelelahan. Ceritanya benar. Dia membunuh Adrián, tapi yang dia tidak tahu adalah bahwa Adrián juga membunuhnya. Keduanya dikutuk untuk berkeliaran di tempat ini, menghidupkan kembali tragedi mereka.