Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Molly, Anak Kucing Hitam yang Beruntung

12 Oktober 2024   20:42 Diperbarui: 12 Oktober 2024   20:43 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Kucing hitam, sumber: Pixabay)

Suatu hari, ketika Luna sedang bermain di dekat alun-alun, salah satu temannya, Tania, mengonfrontasinya:

“Nenekku bilang kucing itu akan membawa kemalangan bagimu, Luna”. Anda harus menyingkirkannya.

Luna memandangnya dengan menantang.

Itu tidak benar. Molly adalah temanku. Itu tidak melakukan kesalahan apa pun.

Tania mundur selangkah, seolah dia takut fakta sederhana bahwa berada di dekat kucing itu bisa mendatangkan kesialan. Dan di Wesley, di mana legenda dan takhayul melebihi nalar, kucing hitam dipandang sebagai utusan dari hal-hal yang tidak diketahui dan ditakuti.

Hari-hari berlalu, dan meskipun kota terus memandang mereka dengan curiga, Luna dan Molly menjadi tidak terpisahkan. Anak perempuan manis itu bertekad untuk membuktikan bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan. Dia mulai merancang lelucon dengan bantuan rekannya yang setia. Suatu sore, dia memutuskan sudah waktunya membuat lelucon besar. Dia tahu bahwa kota itu sangat ketakutan dengan takhayul kucing hitam, dan dia memanfaatkan malam yang gelap untuk menggantungkan kain di pepohonan di taman. Dengan senter dan sedikit kecerdikan, dia membuat lembaran itu tampak melayang di antara dahan. Para wanita yang lewat di sana pada malam hari berteriak dan lari, yakin mereka telah melihat hantu.

Luna tertawa berjam-jam, dan meskipun kejenakaannya tidak bersalah, rasa takut terhadap kucing hitam masih ada di kota. Hingga suatu hari, sesuatu terjadi.

Saat itu hari Jumat sore ketika langit tiba-tiba berubah menjadi gelap. Awan kelabu menutupi Wesley, dan angin dingin mulai bertiup. Desas-desus di kota semakin meningkat: "Itu kucingnya," kata mereka, "dia membawa sesuatu yang buruk." Pada saat itu, suara petir yang keras terdengar, dan tiba-tiba, kebakaran terjadi di rumah Ny. Pura, salah satu wanita paling percaya takhayul di kota itu.

Tetangga berlari untuk membantu, namun api membesar dengan cepat. Luna yang sedang bermain di alun-alun bersama Molly memperhatikan situasinya. Tanpa berpikir dua kali, dia berlari menuju rumah.

Luna, tidak! Ibunya berteriak dari jauh, ketakutan.

Namun anak manis itu tidak berhenti. Dengan Molly di sisinya, dia pergi ke dalam api mencari Ny. Pura, yang terjebak di rumahnya sendiri. Panasnya menyesakkan dan asap memenuhi tempat itu, tapi Luna bergerak maju, dipandu oleh suara mengeong Molly, yang sepertinya tahu jalannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun