Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perjalanan Melalui Sejarah di Katakombe Green-Wood

11 Oktober 2024   18:13 Diperbarui: 11 Oktober 2024   18:23 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang disembunyikan New York? Sebuah perjalanan melalui sejarah di katakombe Green-Wood.

Jauh di Brooklyn, New York, terdapat jaringan lorong dan ruangan yang terlupakan oleh waktu, Katakombe Pemakaman Green-Wood. Tempat ini, lebih dari sekedar gudang orang mati, adalah portal menuju sejarah, seni, dan misteri tak terduga dari salah satu pekuburan tertua dan terindah di Amerika Serikat.

Pemakaman Green-Wood, dibuka pada tahun 1838, telah menjadi tempat perlindungan ketenangan dan keindahan alam, yang mencakup lebih dari 478 hektar. Dengan tanaman hijau subur, danau yang tenang, dan pemandangan Manhattan yang indah, pemakaman ini adalah taman sekaligus tempat peristirahatan terakhir. Namun di balik kedamaian pastoral ini terdapat katakombe, sebuah aspek dari pemakaman yang jarang terlihat oleh publik.

Katakombe Kayu Hijau adalah labirin lorong bawah tanah dan ruang bawah tanah, yang dibangun pada abad ke-19. Dunia bawah tanah yang penuh teka-teki ini, dengan suasananya yang sunyi dan sedikit lembab, membawa pengunjung pada perjalanan melintasi waktu. Dinding batu dan bata, yang terkikis selama bertahun-tahun, dihiasi dengan pahatan dan ornamen yang mencerminkan kekayaan sejarah seni dan budaya New York.

Setiap ruang bawah tanah menceritakan sebuah kisah; beberapa milik tokoh terkemuka dalam sejarah New York, sementara yang lain masih diselimuti misteri, penduduknya dilupakan oleh sejarah. Didesain dengan kemegahan Gotik, ruang pemakaman ini membangkitkan era ketika kematian dianggap sebagai seni dan juga ritual. Nama-nama yang terukir di pintu besi setiap ruang bawah tanah membisikkan kisah cinta, kehilangan, dan warisan.

Berjalan melewati katakombe seperti memasuki novel misteri abad kesembilan belas. Cahaya tersaring melalui bukaan kecil, menciptakan permainan cahaya dan bayangan yang memberi kehidupan pada patung dan patung yang menghiasi tempat ini. Kehadiran mereka yang beristirahat di sini terasa, seolah tiap langkah membangkitkan gaung masa lalu.

Namun Katakombe Kayu Hijau bukan hanya sebuah monumen bagi orang mati; Mereka juga merupakan kesaksian seni dan arsitektur abad ke-19. Jendela kaca patri, dibuat oleh pengrajin ulung, menangkap dan membiaskan cahaya dalam pola warna-warni, menciptakan tontonan visual yang supernatural sekaligus sakral. Keterampilan dan detail dalam karya-karya ini mengingatkan kita pada masa ketika seni penguburan merupakan ekspresi status dan pengabdian pribadi.

Misteri yang menyelimuti katakombe juga meluas ke cerita dan legenda urban yang muncul selama bertahun-tahun. Kisah pertemuan hantu dan kejadian yang tidak dapat dijelaskan berlimpah di antara mereka yang telah menjelajahi kedalamannya. Meskipun banyak dari kisah-kisah ini hanyalah fiksi belaka, kisah-kisah tersebut menambah lapisan intrik dan ketegangan pada pengalaman mengunjungi tempat unik ini.

Catacombs of Green-Wood Cemetery, dengan perpaduan sejarah, seni dan misteri, menawarkan jendela ke masa lalu yang terlupakan, tempat di mana waktu berhenti dan kisah-kisah orang-orang sebelum kita terus bergema di koridor sunyi di bawah Brooklyn . Perjalanan bersejarah dan artistik ini, yang tersembunyi di balik kehidupan Kota New York yang semarak, merupakan pengingat bahwa, bahkan dalam kematian, keindahan dan teka-teki kehidupan tetap ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun