Di depan mata Minokichi, istrinya mulai berubah. Kulitnya, yang tadinya hangat saat disentuh, menjadi pucat dan bening. Nafasnya yang tadinya lembut berubah menjadi sedingin es, memenuhi ruangan dengan hawa dingin yang mematikan. Oyuki, istri tercintanya, tidak lebih dari inkarnasi Yuki-onna, Putri Salju yang telah kembali untuk memenuhi janjinya.
"Aku pernah memaafkanmu, tapi kamu telah melanggar janjimu," katanya, suaranya kini dingin dan jauh.
Minokichi berlutut, memohon untuk nyawanya, untuk nyawa anak-anaknya. Yuki-onna menatapnya lama, konflik terlihat di matanya yang dingin. Akhirnya, dia menatap anak-anak yang tidur di dekatnya, terbungkus selimut.
“Baiklah aku akan akan memaafkanmu demi mereka. Namun, jika kamu melupakan janjimu aku akan kembali” bisiknya.
Dengan kata-kata itu, Yuki-onna menghilang dalam hembusan angin sedingin es, meninggalkan Minokichi sendirian dan menggigil di dalam kamar. Istrinya, Oyuki, tidak pernah kembali, dan meskipun anak-anaknya tumbuh sehat dan kuat, Minokichi tidak pernah menemukan kedamaian lagi. Dia menjalani sisa hari-harinya dalam ketakutan terus-menerus bahwa, kapan saja, Putri Salju akan kembali untuk mengklaim apa yang pernah dia maafkan padanya.
Legenda Yuki-onna masih hidup di desa-desa di Jepang, mengingatkan semua orang bahwa salju bisa menjadi indah sekaligus mematikan, dan bahwa siapapun yang berani mengingkari janjinya akan menghadapi murka dingin Putri Salju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H