Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gobekli Tepe, Kuil Tertua di Turki

7 Oktober 2024   07:15 Diperbarui: 7 Oktober 2024   07:29 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Göbekli Tepe di Turki, sumber: iStock)

Seberapa yang Anda ketahui tentang Gobekli Tepe di Turki? Tahukah Anda bahwa kuil ini dianggap sebagai kuil tertua di dunia?

Göbekli Tepe, terletak di wilayah tenggara Turki, dekat kota Şanlıurfa, adalah sebuah teka-teki arkeologi yang telah merevolusi pemahaman kita tentang prasejarah manusia. Ditemukan pada tahun 1963 tetapi baru digali pada tahun 1990-an oleh arkeolog Jerman Klaus Schmidt, situs prasejarah ini telah secara signifikan mengubah teori tentang asal usul peradaban yang kompleks.

Situs ini sangat menakjubkan usianya, diperkirakan berasal dari milenium ke-10 SM, sehingga berusia sekitar 12.000 tahun. Hal ini bahkan meramalkan penemuan tulisan, roda, dan masuknya Zaman Perunggu. Göbekli Tepe secara signifikan mendahului Stonehenge dan piramida besar Mesir, menjadikannya struktur monumental dengan nilai sejarah yang tak terhitung.

Yang membedakan Göbekli Tepe bukan hanya usianya tetapi juga arsitekturnya yang mengesankan. Situs ini terdiri dari beberapa lingkaran pilar batu besar berbentuk T, banyak di antaranya dihiasi dengan relief hewan liar—rubah, singa, kalajengking, dan masih banyak lagi—yang menunjukkan kekayaan simbolis pandangan dunia. Bangunan-bangunan ini bukanlah tempat tinggal atau tempat berlindung, melainkan kuil, yang menunjukkan bahwa para pemburu-pengumpul pada masa itu membangun kompleks ini untuk tujuan ritual jauh sebelum mendirikan pemukiman permanen dan mengadopsi pertanian.

Fungsi sebenarnya dari Göbekli Tepe masih menjadi bahan perdebatan. Beberapa ahli berpendapat bahwa itu mungkin berfungsi sebagai pusat ritual atau tempat perlindungan, mungkin terkait dengan pengamatan astronomi. Teori menunjukkan bahwa tempat ini mungkin merupakan titik pertemuan berbagai komunitas yang tersebar yang bertemu secara berkala untuk melakukan ritual bersama, bertukar informasi, dan membentuk aliansi.

Penemuan Göbekli Tepe telah memaksa para sejarawan dan arkeolog untuk mempertimbangkan kembali “Revolusi Neolitik,” yang secara tradisional dipahami sebagai periode transisi manusia dari pemburu-pengumpul nomaden menjadi petani menetap yang hidup dalam masyarakat kompleks. Keberadaan situs yang begitu rumit dan kaya secara simbolis menunjukkan bahwa pembangunan monumen besar dan pelaksanaan ritual yang kompleks mungkin telah mendahului, dan mungkin mendorong, penerapan pertanian dan pembentukan komunitas yang stabil.

Göbekli Tepe tidak hanya menambah pemahaman kita tentang masa lalu prasejarah, tetapi juga tetap menjadi situs yang sangat menarik untuk penggalian di masa depan. Banyak area di situs ini yang masih belum digali, sehingga menjanjikan penemuan di masa depan yang dapat memberikan lebih banyak wawasan tentang babak sejarah manusia yang menarik ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun