Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Shibam, Menemukan Sejarah dan Keunikan Arsitektur Kota Tua Shibam di Yaman

5 Oktober 2024   14:22 Diperbarui: 5 Oktober 2024   14:26 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seberapa banyak yang anda ketahui tentang negara Yaman? Dimana bangunan tertua yang layak hidupkan di dunia? Tahukah Anda bahwa mengunjunginya masih memungkinkan?

Saat memikirkan bangunan tertua di dunia, mungkin pikiran kita melayang ke piramida Mesir atau reruntuhan Mesopotamia. Namun, ketika kita berbicara tentang bangunan kuno yang dapat dihuni, judulnya merujuk pada tempat yang kurang dikenal namun sama menariknya: kompleks bangunan lumpur di Shibam, Yaman.

Dikenal sebagai “Manhattan di gurun pasir”, Shibam adalah kota yang menonjol di lanskap Lembah Hadramaut, di Yaman, berkat menara lumpurnya yang menjulang ke langit. Bangunan-bangunan ini bukan sekadar monumen bersejarah; Mereka adalah rumah dan bagian hidup dari suatu komunitas yang terus menempati bangunan tersebut hingga saat ini. Apa yang membuat Shibam luar biasa istimewa adalah banyak menara lumpurnya yang dibangun pada abad ke-16, meskipun pendirian kota ini sudah ada sejak lama, sekitar abad ke-3.

Teknik dan arsitektur Shibam merupakan bukti kecerdikan manusia. Bangunan-bangunan, yang kadang-kadang mencapai delapan lantai, seluruhnya dibangun dari batu bata lumpur yang dijemur, dengan pondasi batu. Metode konstruksi ini tidak hanya memberikan pertahanan alami terhadap penjajah Badui, namun juga melindungi penghuninya dari suhu ekstrim gurun yang dapat bervariasi secara dramatis antara siang dan malam.

Terlepas dari ketegangan dan kesulitan politik yang dihadapi Yaman, Shibam tetap menjadi simbol perlawanan dan kelangsungan hidup. Kota ini telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, yang telah membantu memfokuskan upaya internasional dalam konservasinya. Tantangannya sangat besar, mulai dari banjir hingga erosi, yang mengancam runtuhnya menara-menara kuno bumi ini.

Shibam bukan hanya peninggalan masa lalu; Hal ini merupakan pengingat bahwa ruang yang dihuni bukan sekadar tempat tinggal, namun kapsul waktu yang menceritakan kisah kemampuan beradaptasi dan keabadian selama berabad-abad. Seiring dengan berlanjutnya upaya konservasi, Shibam tetap menjadi bukti hidup sejarah manusia, memberikan pelajaran tentang bagaimana masyarakat dapat menggunakan sumber daya alam secara berkelanjutan sambil menghadapi tantangan masa kini dan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun