Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjelajahi Keajaiban Alam dan Rahasia Tersembunyi Gunung Tujuh Warna di Peru

2 Oktober 2024   07:34 Diperbarui: 2 Oktober 2024   08:06 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Vinicunca, sumber: iStock)

Tahukah Anda bahwa di gunung Peru ada masyarakat adat yang telah tinggal di sana selama berabad-abad? Temukan siapa yang tinggal di dekat Gunung Tujuh Warna yang megah!

Pegunungan Peru yang megah tidak hanya menyembunyikan pemandangan menakjubkan, namun juga kisah komunitas leluhur yang, hingga hari ini, menolak berlalunya waktu. Salah satu kawasan tersebut adalah Gunung Tujuh Warna yang terkenal, atau Vinicunca, sebuah destinasi yang menarik ribuan wisatawan karena lapisan warnanya yang intens dan unik. Namun di balik keindahan alamnya terdapat penjaga sejati tempat ini: masyarakat adat yang telah mendiami dataran tinggi Andes sejak dahulu kala.

Suku Q'eros adalah salah satu komunitas adat paling simbolis yang tinggal di dekat Vinicunca. Mereka menganggap diri mereka keturunan langsung suku Inca dan berhasil melestarikan tradisi, bahasa, dan adat istiadat nenek moyang mereka. Mereka tinggal di Andes, pada ketinggian di atas 4.000 meter, di salah satu lingkungan yang paling tidak bersahabat namun sangat indah di Peru. Gunung-gunung ini mewakili lebih dari sekedar rumah; Itu adalah tempat suci, di mana Q'eros merasakan hubungan dengan alam dan Apus, roh pelindung pegunungan yang mereka anggap ilahi.

Gaya hidup suku Q'eros ditandai dengan rasa hormat yang mendalam terhadap alam dan praktik timbal balik yang dikenal dengan istilah “ayni”. Tradisi ini melibatkan saling membantu tanpa mengharapkan imbalan apa pun, sebagai tanda keselarasan dan keseimbangan dengan dunia sekitar. Suku Q'ero hidup terutama dari pertanian dan penggembalaan, menanam kentang dan umbi-umbian lain yang penting dalam makanan mereka selama berabad-abad. Mereka juga memelihara llama dan alpaka, hewan yang tidak hanya menyediakan wol untuk membuat pakaian berwarna-warni, tetapi juga merupakan alat transportasi penting di pegunungan terjal.

Di wilayah Cusco, komunitas adat lainnya juga tinggal di dekat Gunung Tujuh Warna. Suku Quechua, kelompok masyarakat adat terbesar di negara ini, tersebar di sebagian besar pegunungan, dimana mereka menonjol karena keterampilan mereka dalam menenun dan mengelola lahan. Tekstil yang mereka buat menceritakan kisah melalui desain yang mencerminkan pandangan dunia mereka, serta siklus alam. Pakaian berwarna-warni ini, yang sering kali mengandung wol alpaka dan vicuña, tidak hanya melindungi dari dinginnya dataran tinggi, tetapi juga merupakan simbol identitas budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Komunitas-komunitas ini tetap menjaga tradisi nenek moyang mereka meskipun ada tekanan dari luar, seperti pariwisata dan globalisasi. Peningkatan pengunjung ke tempat-tempat seperti Gunung Tujuh Warna membawa tantangan sekaligus peluang bagi masyarakat adat. Meskipun pariwisata merupakan sumber pendapatan tambahan, pariwisata juga membahayakan cara hidup tradisional mereka dan ekosistem rapuh yang telah mereka rawat selama berabad-abad. Masyarakat adat di wilayah tersebut telah belajar beradaptasi dan, dalam banyak kasus, terlibat dalam industri pariwisata sebagai pemandu, menunjukkan kepada pengunjung rumah mereka dari sudut pandang yang unik dan autentik, yang menyoroti nilai spiritual dan budaya dari tanah tersebut.

Gunung Tujuh Warna tidak hanya menjadi tontonan visual yang memukau dengan nuansa alami merah jambu, pirus, kuning, dan lavender, tetapi juga menjadi tempat penghubung dengan akar Peru. Komunitas adat di kawasan ini telah menjaga kawasan ini tetap utuh dan melindunginya sebagai bagian integral dari warisan mereka. Memahami siapa penghuni asli pegunungan ini mengajak kita untuk melihat lebih jauh dan belajar tentang kekayaan budaya yang tersembunyi di setiap sudut Andes Peru. Jadi, sembari kita merenungkan warna-warni Vinicunca, kita juga bisa mengapresiasi kisah dan perlawanan mereka yang hidup selaras dengan lanskap menakjubkan ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun