Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menjelajahi Pulau Hantu Gunkanjima di Jepang

1 Oktober 2024   15:47 Diperbarui: 1 Oktober 2024   16:17 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gunkanjima di Jepang, sumber: iStock)

Rahasia Gunkanjima, yang pada saat itu dikenal sebagai salah satu kawasan terpadat di dunia.

Pulau Gunkanjima, juga dikenal sebagai Hashima, adalah pulau kecil di Jepang yang menyimpan sejarah yang menarik dan kelam. Terletak di Prefektur Nagasaki, Gunkanjima diterjemahkan sebagai "Pulau Kapal Perang" karena penampilannya yang mirip kapal perang jika dilihat dari kejauhan. Pulau yang dulunya makmur ini kini menjadi pengingat industrialisasi dan perubahan di Jepang.

Sejarah Gunkanjima dimulai pada akhir abad ke-19, ketika ditemukan deposit batu bara di bawah perairannya. Mitsubishi Goshi Kaisha mengakuisisi pulau itu pada tahun 1890, mengubahnya menjadi pusat penambangan batu bara. Pada masa kejayaannya, Gunkanjima menjadi salah satu kawasan terpadat di dunia, dengan lebih dari 5.000 penduduk, termasuk penambang dan keluarganya, tinggal di sebuah ruangan kecil.

Kehidupan di pulau itu sulit dan berbahaya. Para pekerja menghadapi kondisi ekstrim di bawah tanah, sementara di atas tanah, masyarakat berjuang dengan terbatasnya ruang dan fasilitas dasar. Meskipun demikian, sekolah, toko, rumah sakit, dan layanan lainnya dibangun untuk memenuhi kebutuhan penghuninya.

Namun, seiring peralihan Jepang dari batu bara ke minyak sebagai sumber energi utama pada tahun 1960an, permintaan batubara menurun drastis. Hal ini menyebabkan penutupan tambang pada tahun 1974, dan pulau itu segera ditinggalkan, meninggalkan reruntuhan bangunan dan pengingat akan masa lalu.

Gunkanjima tetap tidak dapat diakses selama beberapa dekade, strukturnya memburuk akibat iklim laut yang keras. Pulau ini baru dibuka kembali pada tahun 2009 untuk pariwisata, sehingga pengunjung dapat melihat sekilas kehidupan pada masa penambangan batu bara. Pulau ini bahkan masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2015 sebagai bagian dari “Situs Revolusi Industri Era Meiji Jepang”.

Saat ini, Gunkanjima menjadi situs yang menggugah, menarik wisatawan dan fotografer yang tertarik dengan lanskap pasca-apokaliptiknya. Struktur yang hancur, bersama dengan sejarah pulau itu, menceritakan kisah inovasi, kelangsungan hidup, dan akhirnya kemunduran. Gunkanjima tidak hanya mewakili babak penting dalam sejarah industri Jepang, namun juga berfungsi sebagai pengingat akan sifat sementara pembangunan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun