Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tamerlane: Pemulih Kekaisaran Mongol oleh Jengkis Khan

29 September 2024   20:28 Diperbarui: 29 September 2024   20:30 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapakah Tamerlan?  Pemulih Kekaisaran Mongol oleh Jenghis Khan; pendiri Kerajaan Timurid di Asia Tengah dan Persia.

Tamerlane, juga dikenal sebagai Timur, adalah tokoh sentral dalam sejarah abad ke-14, meninggalkan warisan kompleks yang masih menimbulkan perdebatan di kalangan sejarawan dan cendekiawan hingga saat ini. Hidupnya ditandai dengan penaklukan dan ambisi, dan pengaruhnya terhadap sejarah dunia tidak dapat disangkal.

Tamburlaine lahir sekitar tahun 1336 di Transoxiana, dekat kota Shahrisabz, di wilayah yang sekarang disebut Uzbekistan. Dia berasal dari suku Barlas, sekelompok asal Mongolia yang menetap di wilayah tersebut dan mengadopsi banyak adat istiadat setempat Turki. Sejak usia muda, Tamburlaine terbukti menjadi pemimpin alami dan ahli strategi yang cerdik, kualitas yang nantinya menentukan karirnya.

Kenaikan kekuasaan Tamburlaine dimulai pada tahun 1360-an, ketika ia memanfaatkan kekosongan kekuasaan di wilayah tersebut untuk memperluas pengaruhnya. Dia menyatakan dirinya sebagai pemulih Kekaisaran Mongol Genghis Khan, meskipun dia tidak memiliki hubungan darah langsung dengannya. Kemampuannya menyatukan beragam suku dan karisma pribadinya memainkan peran penting dalam kebangkitannya.

Tamburlaine dikenal terutama karena kampanye militernya, yang mencakup seluruh Asia Barat, Kaukasus, India, dan Rusia selatan. Dia adalah seorang komandan yang kejam dan seringkali brutal, dikenal karena taktik bumi hangus dan penggunaan teror untuk melemahkan semangat musuh-musuhnya. Kemenangannya dalam pertempuran seperti yang terjadi di Ankara pada tahun 1402, di mana ia menangkap sultan Ottoman Bayezid I, sangatlah legendaris.

Terlepas dari reputasinya sebagai seorang penakluk, Tamerlane juga seorang administrator yang cakap. Dia mendorong perdagangan, mendukung seni dan arsitektur, dan memimpin ibukotanya, Samarkand, menuju masa kemakmuran dan kebangkitan budaya. Di bawah pemerintahannya, Samarkand menjadi pusat pembelajaran dan seni, menarik para penyair, seniman, dan cendekiawan.

Warisan Tamerlane bersifat ambivalen. Di satu sisi, ia dikenang sebagai penakluk yang kejam dan bengis; di sisi lain, sebagai pemimpin besar dan pelindung seni dan budaya. Setelah kematiannya pada tahun 1405, kerajaan besar yang ia bangun mulai runtuh, namun pengaruhnya terhadap sejarah dan budaya wilayah tersebut tetap bertahan.

Kehidupan Tamerlane mewakili studi yang menarik tentang kontradiksi manusia: seorang pejuang yang kejam dan pelindung yang tercerahkan, seorang pemimpin yang karismatik dan seorang tiran yang ditakuti. Kisahnya merupakan pengingat bagaimana seorang tokoh dapat mengubah jalannya sejarah dan meninggalkan jejak yang bertahan selama berabad-abad.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun