Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Era Dinasti Tudor: Antara Mahkota dan Revolusi

29 September 2024   13:16 Diperbarui: 29 September 2024   13:17 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Henry Tudor, sumber: iStock)

Era Dinasti Tudor: Antara Mahkota dan Revolusi

Dinasti Tudor, era yang menarik dan penuh gejolak dalam sejarah Inggris, dimulai dengan naiknya takhta Henry VII pada tahun 1485 dan berakhir dengan kematian Elizabeth I pada tahun 1603. Selama periode ini, Inggris mengalami perubahan besar dalam politik, agama, dan budaya. , ditandai dengan tokoh-tokoh karismatik dan peristiwa transendental.

Awal Dinasti Tudor menandai berakhirnya Perang Mawar, perebutan kekuasaan yang berkepanjangan antara keluarga Lancaster dan York. Henry VII, dari Wangsa Lancaster, mengkonsolidasikan kekuasaannya dengan mengalahkan Richard III di Pertempuran Bosworth. Pemerintahannya menstabilkan negara, membentuk pemerintahan terpusat, dan mendorong perdagangan dan perekonomian.

Putra Henry VII, Henry VIII, mungkin adalah raja Tudor paling terkenal, yang dikenal karena enam pernikahannya dan perannya dalam pemisahan Gereja Inggris dari Gereja Katolik Roma. Perpisahan ini awalnya didorong oleh keinginannya untuk membatalkan pernikahannya dengan Catherine dari Aragon demi menikahi Anne Boleyn. Penolakan Paus untuk membatalkan pernikahan tersebut membuat Henry mendeklarasikan dirinya sebagai pemimpin tertinggi Gereja Inggris, sebuah tindakan yang memiliki implikasi keagamaan dan politik yang besar bagi negara tersebut.

Suksesi Henry VIII membuat tiga anaknya naik takhta: Edward VI, Mary I dan Elizabeth I. Masing-masing membawa Inggris ke arah agama yang berbeda. Edward VI melanjutkan Reformasi Protestan yang dimulai oleh ayahnya, namun kematiannya yang terlalu dini membawa Mary I naik tahta, yang dikenal sebagai "Bloody Mary" karena penganiayaannya yang kejam terhadap Protestan dalam upayanya memulihkan agama Katolik di Inggris.

Namun, di bawah pemerintahan Elizabeth I Inggris mencapai era stabilitas dan kemakmuran. Seorang raja yang cerdik dan karismatik, Elizabeth dengan cekatan mengatasi ketegangan agama, mendirikan Gereja Inggris, dan memimpin periode yang dikenal sebagai "Zaman Keemasan", yang ditandai dengan berkembangnya seni, eksplorasi, dan sastra, dengan tokoh-tokoh seperti William Shakespeare dan Tuan Francis Drake.

Kematian Elizabeth I pada tahun 1603 tanpa ahli waris langsung menandai berakhirnya Dinasti Tudor. Bersamanya, James I dari Keluarga Stuart naik takhta, menyatukan mahkota Inggris dan Skotlandia. Era Tudor meninggalkan warisan abadi dalam sejarah Inggris, membentuk struktur politik, agama, dan budaya dengan cara yang dapat diterima selama berabad-abad.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun