Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ashoka: Dari Penakluk Menjadi Kaisar Damai

28 September 2024   05:09 Diperbarui: 28 September 2024   05:13 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ashoka, Sumber: Pixabay)

Siapakah sebenarnya Ashoka? Dari Penakluk menjadi Kaisar Damai 

Di jantung sejarah India muncul sosok Ashoka Agung, seorang kaisar yang hidupnya mencatat transformasi luar biasa dari penakluk yang kejam menjadi penyebar perdamaian dan nir-kekerasan melalui agama Buddha. Pemerintahannya, yang berlangsung sekitar tahun 268 SM. C. sampai tahun 232 SM. C., menandai tidak hanya perluasan Kekaisaran Maurya, tetapi juga perubahan signifikan dalam politik dan budaya India.

Ashoka dilahirkan dalam keluarga kerajaan, putra Kaisar Bindusara dan cucu pendiri Kerajaan Maurya, Chandragupta Maurya. Sejak usia muda, Ashoka terbukti menjadi ahli strategi dan pejuang yang terampil, karakteristik yang membawanya menduduki posisi penting di kerajaan ayahnya. Namun, kenaikan takhtanya diwarnai dengan konflik internal dan perebutan kekuasaan.

Setelah menjadi kaisar, Ashoka melanjutkan perluasan wilayah yang dimulai oleh para pendahulunya. Kampanyenya yang paling menonjol adalah penaklukan kerajaan Kalinga di pantai timur India. Kampanye ini menghasilkan kemenangan yang menentukan bagi Ashoka, namun dengan korban jiwa yang sangat besar.

Pembantaian dan penderitaan yang diakibatkan selama perang Kalinga berdampak besar pada Ashoka. Legenda mengatakan bahwa ketika dia melihat medan perang dipenuhi mayat, dia merasa ngeri dengan rasa sakit dan kehancuran yang ditimbulkannya. Momen ini menandai titik balik dalam hidup dan pemerintahannya.

Setelah Perang Kalinga, Ashoka mengalami transformasi spiritual yang mendalam dan masuk agama Buddha. Di bawah pengaruh filosofi ini, pendekatannya terhadap pemerintahan berubah secara radikal. Ia mulai mempromosikan non-kekerasan (ahimsa), toleransi dan penghormatan terhadap segala bentuk kehidupan.

Ashoka memulai misi untuk menyebarkan prinsip-prinsip agama Buddha ke seluruh kekaisarannya dan sekitarnya. Dekrit Ashoka, berupa prasasti yang diukir pada pilar dan batu di seluruh benua, merupakan bukti komitmennya terhadap penyebaran cita-cita ini. Dekrit-dekrit ini tidak hanya mempromosikan nilai-nilai Buddhis, namun juga keadilan, moralitas, dan kepedulian terhadap kelompok yang paling lemah.

Pengaruh Ashoka terhadap sejarah India dan agama Budha tidak dapat dihitung. Ia tidak hanya menyatukan wilayah yang luas di bawah pemerintahannya, tetapi juga meletakkan dasar bagi penyebaran agama Buddha di Asia. Kisahnya merupakan pengingat yang kuat tentang bagaimana seorang pemimpin dapat berkembang dan bagaimana belas kasih dapat mengubah masyarakat.

Ashoka Agung tidak hanya dikenang sebagai seorang penakluk yang perkasa, namun lebih penting lagi, sebagai seorang kaisar yang meninggalkan kekerasan dan menganut perdamaian dan kemanusiaan. Kehidupan dan warisannya tetap menjadi sumber inspirasi dan bukti kekuatan transformasi pribadi dan kepemimpinan yang penuh kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun