Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Book

Don Quixote de la Mancha: Petualangan Abadi dalam Sastra

27 September 2024   07:29 Diperbarui: 27 September 2024   07:30 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di jagat raya sastra dunia yang luas, terdapat karya-karya yang melampaui waktu dan batas, menjadi khazanah budaya sejati. Salah satu permata abadi ini adalah “Don Quixote de la Mancha” oleh Miguel de Cervantes Saavedra. Diterbitkan dalam dua bagian, pada tahun 1605 dan 1615, novel ini telah memantapkan dirinya sebagai salah satu novel terpenting dalam sastra universal, memikat pembaca dari segala usia dan budaya.

Dari halaman pertamanya, “Don Quixote de la Mancha” membenamkan kita dalam dunia di mana realitas dan fantasi saling terkait secara hebat. Cerita dimulai di suatu tempat di La Mancha, di mana seorang pria, yang namanya telah hilang dalam kabut waktu, memutuskan untuk menjadi seorang ksatria setelah membaca terlalu banyak buku tentang kesatria. Dia menyebut dirinya Don Quixote dan, dipersenjatai dengan tombak dan perisainya, ditemani oleh pengawalnya yang setia, Sancho Panza, dia memulai perjalanan melintasi Spanyol untuk mencari petualangan dan melakukan keadilan.

Apa yang menjadikan “Don Quixote” sebuah mahakarya adalah kemampuannya bermain dengan berbagai tingkat realitas. Cervantes menghadirkan kepada kita seorang protagonis yang hidup di dunianya sendiri, dunia yang didorong oleh cita-cita kesatria yang sering kali berbenturan dengan realitas pedesaan Spanyol. Don Quixote, dengan baju besinya yang reyot dan cita-citanya yang ketinggalan jaman, menjadi sosok yang tragis sekaligus lucu, menghadapi kincir angin yang dianggap sebagai raksasa jahat dan domba yang ia salah sangka sebagai pasukan musuh.

Hidalgo yang cerdik ditemani oleh Sancho Panza, pengawalnya yang duniawi dan pragmatis, yang meskipun sering tidak memahami kebodohan tuannya, tetap setia dan berdedikasi. Hubungan antara Don Quixote dan Sancho adalah salah satu aspek paling mengharukan dan lucu dalam buku ini. Melalui dialognya, Cervantes mengeksplorasi tema-tema seperti persahabatan, kesetiaan, dan garis tipis antara realitas dan ilusi.

“Don Quixote de la Mancha” juga merupakan komentar sosial dan sastra yang mendalam. Cervantes menggunakan novelnya untuk menyindir masyarakat pada masanya, mengkritik segala sesuatu mulai dari kekakuan kelas sosial hingga obsesi terhadap novel kesatria. Lebih jauh lagi, karya tersebut merupakan cerminan dari tindakan menulis itu sendiri dan hakikat fiksi. Cervantes terus-menerus bermain-main dengan narasi, memasukkan cerita ke dalam cerita dan mempertanyakan otoritas narator.

Di luar kompleksitas tematik dan naratifnya, “Don Quixote” menonjol karena kekayaan linguistiknya. Cervantes menggunakan bahasa tersebut dengan keterampilan yang belum pernah ada sebelumnya, memadukan dialog realistis dengan deskripsi puitis, menciptakan gaya unik yang telah memengaruhi generasi penulis.

Kesimpulannya, “Don Quixote de la Mancha” bukan hanya sebuah novel, ini adalah sebuah perjalanan melalui kondisi manusia, sebuah eksplorasi mimpi, ilusi dan kenyataan kita. Ini adalah karya yang mengajak kita untuk merenungkan kegilaan dan kewarasan kita sendiri, tentang keagungan dan kekonyolan cita-cita kita. Don Quixote, dengan tombaknya yang siap dan keyakinannya yang tak tergoyahkan pada kesatriaan, tetap menjadi simbol harapan dan imajinasi manusia yang abadi, mengingatkan kita bahwa terkadang melihat raksasa alih-alih kincir angin bisa menjadi petualangan terhebat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun