Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Misteri Tangga Kematian Suku Inca

26 September 2024   18:16 Diperbarui: 26 September 2024   18:17 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Tangga Kematian, sumber: iStock)

Tahukah Anda bahwa Inca membangun beberapa tangga misterius dan mungkin adalah yang paling berbahaya di Dunia?

Tangga Kematian, sebuah mahakarya teknik Inca, menantang sejarah dan mereka yang berani menghadapinya. Tangga ini, dibangun pada masa puncak Kerajaan Inca antara tahun 1438 dan 1533 M, terletak di gunung Huayna Picchu, puncak megah yang menjulang 2.693 meter di atas permukaan laut, mendominasi Machu Picchu, kota suci suku Inca. Legenda, misteri, dan pendakian berbahaya ke puncak Huayna Picchu menjadikan tempat ini salah satu yang paling menarik di geografi Peru.

Akses menuju puncak merupakan pengalaman yang menguji ketahanan fisik dan mental pengunjung. Rangkaian anak tangga batu yang membentuk Tangga Kematian dikenal tidak hanya karena tanjakannya yang curam, namun juga karena sempitnya yang berbahaya. Langkah-langkah sempit ini hampir tidak memungkinkan satu kaki untuk beristirahat dengan aman. Tanpa pagar untuk melindungi pendaki dari jurang, rute ini merupakan tindakan kepercayaan dan keseimbangan. Pendaki harus berpegang pada teras pertanian dan fitur alam yang diukir di gunung untuk menghindari kecelakaan.

Suku Inca, yang ahli dalam memanfaatkan alam untuk keuntungan mereka, menciptakan tangga ini untuk tujuan utilitarian dan keagamaan. Di Huayna Picchu, selain tangga, terdapat reruntuhan kuno yang memberikan petunjuk tentang pentingnya spiritual tempat tersebut. Teras yang terlihat di sepanjang pendakian tidak hanya memfasilitasi penanaman pangan dalam kondisi sulit, tetapi juga memiliki fungsi estetika dan religius, menyoroti kemampuan suku Inca dalam menggabungkan arsitektur dengan lingkungan alam. Platform pertanian yang mengelilingi gunung digunakan untuk penanaman tanaman suci, yang mencerminkan hubungan antara bumi dan dewa.

Dari puncak, panoramanya menakjubkan: Machu Picchu terlihat dengan segala kemegahannya, dengan kuil, istana, dan terasnya tersebar seperti karya seni yang diukir di batu. Di antara pemandangan yang paling menonjol adalah Kuil Bulan, sebuah tempat perlindungan misterius yang dibangun suku Inca di sebuah gua yang terletak di sisi utara Huayna Picchu. Kuil ini diyakini didedikasikan untuk ritual keagamaan dan upacara pemujaan terhadap bulan, dewa yang dipuja oleh peradaban Inca.

Selama berabad-abad, Tangga Kematian telah menjadi legenda hidup, menarik mereka yang mencari petualangan dan mereka yang ingin terhubung dengan masa lalu kuno Andes. Namun, ketenarannya tidak hanya datang dari sifatnya yang spektakuler, tetapi juga dari bahaya yang ada di balik kemunculannya. Kondisi cuaca, ketinggian, dan tidak adanya elemen keselamatan membuat setiap langkah menjadi suatu prestasi, membuat beberapa orang merenungkan risiko yang ada dalam perjalanan ini.

Mereka yang berhasil mencapai puncak akan merasakan lebih dari sekedar pemandangan panorama; Mereka merasakan hubungan mendalam dengan misteri masa lalu, rasa pencapaian karena telah menghadapi salah satu tantangan terbesar peradaban Andes kuno. Tangga Kematian, dengan batu-batunya yang sempit, tetap menjadi pengingat akan kekuatan dan keterampilan suku Inca, dan daya tarik modern dalam mengungkap rahasia ketinggian mistis ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun