Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Kota Terlarang Beijing: Perjalanan melalui Inti Sejarah Tiongkok

26 September 2024   07:49 Diperbarui: 26 September 2024   07:50 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Beijing, sumber: Pixabay)

Mengenal kota terlarang Beijing: Perjalanan melalui inti sejarah Tiongkok

Di jantung kota Beijing, dikelilingi tembok merah besar dan parit yang tenang, terdapat kompleks istana yang telah memikat imajinasi umat manusia selama berabad-abad: Kota Terlarang. Kawasan ini, sebuah labirin keagungan dan misteri, merupakan pusat kekuasaan kekaisaran Tiongkok selama hampir 500 tahun, dari Dinasti Ming hingga akhir Dinasti Qing.

Sejarah Kota Terlarang dimulai pada abad ke-15, ketika Kaisar Yongle dari Dinasti Ming memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari Nanjing ke Beijing. Pada tahun 1406, pembangunan istana dimulai yang melambangkan kekuasaan absolut kaisar dan pusat alam semesta menurut kosmologi tradisional Tiongkok. Dua puluh tiga tahun kemudian, Kota Terlarang berdiri megah, sebuah kompleks dengan 980 bangunan dengan lebih dari 8.700 ruangan, masing-masing penuh cerita dan rahasia.

Saat melintasi Gerbang Harmoni Tertinggi, kita menemukan serangkaian halaman dan istana yang mencerminkan hierarki dan tatanan sosial kekaisaran. Di tempat ini, di mana arsitektur menjadi seni, setiap detail memiliki makna: atap genteng emas melambangkan otoritas kekaisaran, sedangkan desain naga melambangkan kekuatan ilahi kaisar.

Istana Kemurnian Surgawi, jantung Kota Terlarang, adalah tahta tempat kaisar memerintah kerajaannya yang luas. Di sini, di antara tembok berpola rumit dan di bawah langit-langit yang menjulang tinggi, keputusan dibuat yang berdampak pada jutaan orang.

Namun Kota Terlarang bukan sekadar pusat kekuasaan; Itu juga sebuah rumah. Selir, kasim, dan pelayan kaisar menghuni tempat ini, masing-masing memainkan perannya dalam drama kerajaan yang terjadi di balik temboknya. Kisah cinta, penghianatan, intrik politik, dan pemberontakan terjalin di koridor dan ruang rahasia istana ini.

Seiring berjalannya waktu, angin perubahan mulai berhembus. Dengan jatuhnya Dinasti Qing pada tahun 1912, Kota Terlarang tidak lagi menjadi pusat kekuasaan kekaisaran. Namun, alih-alih terlupakan, bangunan ini diubah menjadi museum, Palacio Museo, dan dibuka untuk dunia pada tahun 1925.

Saat ini, Kota Terlarang adalah kekayaan budaya dan peninggalan sejarah Tiongkok. Berjalan melalui halaman dan istananya seperti melakukan perjalanan kembali ke masa lalu, mengingatkan akan era kemegahan dan kekuasaan, serta bukti kompleksitas dan kedalaman budaya Tiongkok.

Kesimpulannya, Kota Terlarang lebih dari sekadar sekumpulan bangunan kuno; Ini adalah simbol hidup dari kekayaan sejarah dan warisan budaya Tiongkok. Ini adalah tempat di mana setiap batu dan setiap lorong membisikkan kisah para kaisar dan bangsawan, tentang kebesaran dan kejatuhan, tempat di mana masa lalu dan masa kini bertemu, mengundang pengunjung untuk menemukan rahasia sebuah kerajaan yang hilang dalam waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun