Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menelusuri Reruntuhan Kota Pompeii di Italia

23 September 2024   15:57 Diperbarui: 23 September 2024   16:06 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Kota Pompeii, Sumber: Pixabay)

Tahukah Anda cerita kota yang hilang di bawah lava? Temukan Pompeii di Italia!

Pompeii, kota yang membeku dalam waktu, adalah salah satu kesaksian paling menarik tentang kerapuhan kehidupan dan kekuatan alam yang tiada henti. Terletak di wilayah Campania Italia selatan, kota Romawi kuno ini mengalami nasib tragis pada tanggal 24 Agustus 79 M, ketika Gunung Vesuvius meletus dan mengubur kota tersebut di bawah berton-ton abu dan batu apung.

Pada masa kejayaannya, Pompeii merupakan pusat perdagangan dan kebudayaan yang berkembang pesat. Jalan-jalannya dipenuhi pertokoan, teater, dan kuil, sedangkan vila-vila milik orang Romawi yang kaya memiliki taman yang rimbun dan mural berwarna-warni. Kota ini merupakan cerminan dari masyarakat yang bersemangat, canggih dan, sampai batas tertentu, masyarakat yang riang. Namun, kedekatan Pompeii dengan Vesuvius mengubahnya menjadi bom waktu yang jika meledak akan selamanya mengubah sejarah tempat tersebut dan penghuninya.

Hari terjadinya letusan sangat kacau. Meskipun ada tanda-tanda bencana sebelumnya—seperti gempa bumi dan emisi gas aneh—penduduk Pompeii tidak memahami besarnya bahaya hingga semuanya sudah terlambat. Awan abu beracun bergerak cepat melintasi kota dan menutupinya dalam hitungan jam. Banyak penduduk yang tidak punya kesempatan untuk melarikan diri, dan terjebak di saat-saat terakhir dalam keputusasaan, kini diabadikan dalam gips yang dibuat oleh para arkeolog yang mempelajari sisa-sisanya berabad-abad kemudian.

Letusan Vesuvius tidak hanya mengubur Pompeii, namun melestarikannya dengan cara yang unik. Selama hampir 1.700 tahun, kota ini tersembunyi di bawah lapisan abu, tak tersentuh dan terlupakan. Baru pada abad ke-18 penemuan kembali dimulai. Penggalian para arkeolog mengungkap sebuah kota yang sangat terpelihara dengan baik, memungkinkan gambaran sekilas kehidupan sehari-hari di Kekaisaran Romawi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jalanan berbatu, lukisan dinding di dinding rumah, dan peralatan dapur yang ditemukan di dalam rumah seakan membeku seiring berjalannya waktu.

Salah satu aspek yang paling mengharukan dalam sejarah Pompeii adalah para korban yang tewas dalam letusan tersebut. Jenazah penduduknya tertutup abu panas, dan seiring berjalannya waktu, sisa-sisa organik mereka hancur, meninggalkan rongga-rongga di dalam abu yang memadat. Para arkeolog menggunakan plester ke dalam ruang berlubang ini, menciptakan gambaran rinci tentang pria, wanita, dan anak-anak yang gagal melarikan diri.

Kota Pompeii telah menjadi objek daya tarik sejak ditemukan kembali, baik oleh sejarawan maupun wisatawan. Setiap sudut kota menceritakan sebuah kisah: dari rumah warga biasa hingga bangunan umum besar seperti amfiteater atau pemandian air panas. Pompeii adalah potret menakjubkan dari sebuah peradaban yang membeku dalam waktu, sebuah pengingat suram tentang bagaimana kekuatan alam dapat menghancurkan apa yang dulunya tampak tidak bisa dihancurkan.

Saat ini, jutaan orang mengunjungi reruntuhan Pompeii, menyusuri jalan yang dulunya ramai dengan kehidupan. Dan saat mereka merenungkan sisa-sisa kota yang hilang, mau tak mau mereka merasa kewalahan dengan tragedi yang melanda kota itu dalam hitungan jam.

Pompeii lebih dari sekedar objek wisata; Ini adalah bukti kerentanan manusia dan alam yang tidak dapat diprediksi. Peninggalannya tetap hidup, tidak hanya sebagai tempat bersejarah, namun sebagai pengingat akan kekuatan dahsyat yang dapat ditimbulkan oleh alam terhadap kehidupan kita, mengubah apa yang tadinya merupakan pusat peradaban menjadi kota hantu yang terkubur di bawah abu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun