Tahukah Anda bahwa pulau Paskah di Chili ada patung raksasa yang disebut Moais?Temukan apa yang tidak Anda ketahui tentang sosok misterius ini!
Pulau Paskah, atau Rapa Nui sebagaimana dikenal oleh penduduk setempat, adalah salah satu pulau paling terpencil di planet ini, terletak lebih dari 3.500 kilometer di lepas pantai Chili. Pulau misterius ini terkenal dengan patung moainya yang mengesankan, yang terus memukau para arkeolog dan pelancong. Meski banyak yang mengetahui sosok batu raksasa ini, namun hanya sedikit yang mengetahui bahwa moai tidak hanya berupa kepala, tetapi juga memiliki tubuh yang terkubur di bawah tanah. Bangunan-bangunan ini, ada yang tingginya mencapai 10 meter, dipahat oleh nenek moyang penduduk pulau tersebut antara abad ke-13 dan ke-16, namun yang kurang diketahui adalah makna spiritual di balik penciptaannya. Moai mewakili nenek moyang penduduk setempat, yang percaya bahwa melalui tokoh-tokoh ini mereka dapat melindungi klan mereka dan memberi mereka kesejahteraan.
Salah satu keingintahuan paling menarik di Pulau Paskah adalah bahwa tambang tempat moai dipahat masih berisi patung setengah jadi, sehingga pengunjung dapat melihat bagaimana penduduk pulau kuno mengolah batu vulkanik, yang dikenal sebagai tufa. Selain itu, baru-baru ini ditemukan pada tahun 2024, dengan menggunakan teknologi pemindaian 3D yang canggih, bahwa beberapa patung memiliki ukiran prasasti di tubuhnya yang mulai ditafsirkan oleh para ahli. Prasasti-prasasti ini dapat mengungkap detail menarik tentang ritual dan adat istiadat peradaban Rapa Nui, informasi yang dapat mengubah apa yang kita ketahui selama ini tentang sejarah mereka.
Fakta yang tidak banyak diketahui tentang pengangkutan moai adalah bahwa mereka tidak diseret, seperti yang diperkirakan selama bertahun-tahun. Penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa patung-patung itu "berjalan". Penduduk pulau, dengan menggunakan tali dan teknik mengayun, menggerakkan moai tegak di sekitar pulau, memerlukan penguasaan keseimbangan dan koordinasi yang baru mulai dipahami oleh para arkeolog. Metode ini tidak hanya mengungkap kecerdasan dan keterampilan penduduk kuno pulau tersebut, namun juga memperkuat gagasan bahwa setiap moai sangat penting bagi komunitas yang mendirikannya.
Jika Anda berencana mengunjungi Pulau Paskah pada tahun 2024, ingatlah beberapa tips penting. Akses ke pulau ini terbatas, dan disarankan untuk memesan penerbangan dan akomodasi Anda terlebih dahulu, karena pariwisata dikendalikan untuk melestarikan ekosistem yang rentan. Selain itu, sebagian besar tur berpemandu akan membawa Anda ke situs arkeologi utama, seperti Ahu Tongariki, tempat Anda dapat mengagumi deretan 15 moai yang berdiri, namun jika Anda menginginkan pengalaman yang lebih intim, saya sarankan berkunjung saat matahari terbit atau terbenam untuk menghindari keramaian. dan rasakan keajaiban sesungguhnya dari tempat ini.
Tip lain untuk wisatawan adalah Pulau Paskah memiliki hubungan budaya yang kuat, dan penting untuk menghormati adat istiadat setempat. Berpartisipasi dalam upacara tradisional atau mengunjungi Museum Antropologi Padre Sebastin Englert dapat memperkaya kunjungan Anda dan memberi Anda pemahaman lebih dalam tentang sejarah Rapa Nui. Penting juga untuk mengikuti instruksi taman nasional, karena moai dianggap suci, dan interaksi apa pun yang tidak pantas dengan moai dapat dikenakan sanksi.
Terakhir, bagi pecinta alam, jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi keindahan alam pulau ini. Dari pantainya yang masih asli, seperti Anakena, hingga jalur pendakian yang membawa Anda ke kawah Rano Kau, Pulau Paskah lebih dari sekadar moai. Pastikan untuk membawa pakaian yang nyaman, tabir surya, dan air, karena cuaca tidak dapat diprediksi. Berwisata ke Pulau Paskah seperti dibawa ke masa lain, di mana sejarah dan alam menyatu dalam lingkungan yang misterius dan menawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H