Siapakah sebenarnya raja Arthur? Legenda dan Warisan Raja Abadi.
Di negeri berkabut di Inggris kuno, tempat legenda terjalin dengan sejarah, muncullah sosok Raja Arthur yang mengesankan dan penuh teka-teki. Sejarahnya, yang dijalin selama berabad-abad oleh para penyair dan penulis sejarah, merupakan permadani yang kaya akan kepahlawanan, kebangsawanan, tragedi, dan sihir.
Legenda Raja Arthur mungkin berasal dari masa kegelapan setelah mundurnya Romawi dari Inggris. Di masa kekacauan dan perang, muncullah seorang pemimpin, Arthur, yang keberanian dan keadilannya menjanjikan persatuan dan perdamaian. Kelahirannya diselimuti misteri. Menurut beberapa versi, dia adalah putra Uther Pendragon dan Igraine, yang dikandung melalui penipuan dan sihir oleh penyihir Merlin.
Kisah Arthur terkait erat dengan pedang Excalibur, simbol kekuatan ilahi. Dikatakan bahwa dia mengekstraknya dari batu atau menerimanya dari Lady of the Lake, sehingga memperkuat haknya untuk menjadi raja. Di bawah kepemimpinannya, para ksatria Inggris bersatu di Meja Bundar, simbol kesetaraan dan persaudaraan. Di antara mereka, tokoh-tokoh seperti Lancelot, Gawain, dan Percival menjadi sosok ksatria ideal.
Pemerintahan Arthur bukan hanya masa pertempuran gemilang melawan Saxon dan musuh lainnya, tetapi juga masa pencarian spiritual. Eksploitasi yang paling terkenal adalah pencarian Cawan Suci, piala suci Perjamuan Terakhir, sebuah petualangan yang menguji kemurnian dan iman para ksatrianya.
Namun seperti dalam legenda besar lainnya, tragedi tidak lama lagi akan terjadi. Kisah Arthur juga tentang kejatuhannya yang ditandai dengan cinta terlarang antara Lancelot dan ratunya, Guinevere. Cinta segitiga ini berujung pada perpecahan dan perang saudara sehingga melemahkan kerajaan yang dibangun Arthur.
Legenda ini berpuncak pada Pertempuran Camlann, di mana Arthur menghadapi keponakannya Mordred dalam konfrontasi yang fatal. Karena terluka parah, dia dikatakan telah dibawa ke pulau mistis Avalon, di mana dia akan beristirahat sampai Inggris membutuhkannya lagi.
Raja Arthur, lebih dari sekedar tokoh sejarah atau fiksi, adalah sebuah simbol. Ini mewujudkan cita-cita keadilan, kemuliaan, kepemimpinan dan perjuangan abadi antara kebaikan dan kejahatan. Legendanya, yang diceritakan dan diceritakan kembali selama berabad-abad, terus memikat imajinasi dunia, sebuah pengingat bahwa, dalam kata-kata dan mimpi, para pahlawan tidak pernah benar-benar mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H