Tahukah Anda gunung yang belum pernah didaki? Gunung Kailash, Tibet; situs ziarah bagi umat Hindu, Budha, Jain, dan Bonis.
Di negeri Tibet yang luas dan mistis, berdiri sebuah gunung yang tidak hanya mendominasi lanskap dengan kehadirannya yang mengesankan, tetapi juga menempati tempat suci di jantung beberapa agama: Gunung Kailash. Dikenal sebagai "Gang Rinpoche" dalam Buddhisme Tibet, yang berarti "Gunung Berharga", Gunung Kailash adalah keajaiban geografis dan spiritual, tujuan ziarah yang menarik umat dari seluruh dunia.
Tidak seperti banyak puncak terkenal yang telah ditaklukkan manusia, Gunung Kailash tetap utuh dan belum pernah didaki. Dengan ketinggian 6.638 meter, gunung ini bukanlah gunung tertinggi di kawasan ini, namun makna spiritual dan budayanya menjadikannya lebih unggul dari gunung lainnya. Pada tahun 2001, pemerintah Tiongkok dan para pemimpin agama sepakat untuk melarang pendakian Gunung Kailash, dengan menghormati kesuciannya dan menjaga kondisi aslinya.
Bagi umat Hindu, Kailash adalah tempat tinggal dewa Siwa, sang perusak dan regenerator, yang konon bersemayam di puncaknya dalam keadaan meditasi terus-menerus. Bagi umat Buddha, ini adalah rumah Demchok Buddha, yang mewakili kebahagiaan tertinggi. Jain percaya ini adalah tempat Tirthankara pertama, Rishabhadeva, mencapai pencerahan. Dan bagi penganut Bon, agama asli Tibet, Kailash adalah tempat turunnya pendirinya, Tonpa Shenrab, dari surga.
Berziarah ke Gunung Kailash dianggap sebagai salah satu tindakan paling sakral dan transformatif dalam agama-agama ini. Peziarah melakukan mengelilingi gunung, sebuah ritual yang dikenal sebagai Kora. Perjalanan sekitar 52 kilometer mengelilingi Kailash ini dilakukan dengan berjalan kaki dan diyakini dapat menyucikan jiwa dan membawa keberuntungan.
Jalannya sulit dan melewati dataran tinggi, termasuk jalur Dolma La yang terletak di ketinggian sekitar 5.630 meter. Namun, kesulitan fisik tersebut dikalahkan oleh kekayaan spiritual dan keindahan lingkungan. Peziarah sering kali melakukan ibadah di sepanjang perjalanan, seperti sujud total, yang menambah lapisan makna yang lebih dalam pada perjalanan mereka.
Selain makna keagamaannya, Gunung Kailash juga merupakan jendela menuju kekayaan budaya dan tradisi Tibet. Pengunjung mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dengan penduduk setempat dan merasakan langsung keramahtamahan serta cara hidup mereka, yang sebagian besar tidak berubah selama berabad-abad.
Gunung Kailash lebih dari sekedar gunung; Ini adalah simbol iman, sumber legenda dan pusat ziarah yang melampaui batas-batas agama. Di dunia di mana puncak-puncak ditaklukkan dan bentang alam diubah oleh teknologi, Kailash tetap menjadi pengingat akan hal-hal yang sakral, belum ditaklukkan, dan belum dijelajahi. Bagi mereka yang mencari pengalaman yang menggabungkan petualangan fisik dengan pengalaman spiritual yang mendalam, perjalanan ke Gunung Kailash adalah perjalanan ke jantung Tibet dan, mungkin, ke dalam hati seseorang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H