Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menelusuri Sejarah dan Keunikan Arsitektur Masjid Biru di Turki

19 September 2024   10:54 Diperbarui: 19 September 2024   10:56 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Masjid Biru, Sumber: Pixabay)

 "Peraturan dan praktik apa yang harus Anda ketahui sebelum mengunjungi Masjid Biru yang mengesankan di Istanbul?" Ini aku beritahu kamu!

Masjid Biru, juga dikenal sebagai Masjid Sultan Ahmed, berdiri megah di jantung kota Istanbul, Turki. Kubah megah dan enam menaranya menjulang ke langit, menciptakan siluet mengesankan yang mendominasi cakrawala kota. Keajaiban arsitektur ini merupakan simbol kebesaran Kesultanan Ottoman dan permata warisan budaya dan sejarah Turki.

Sejarah Masjid Biru dimulai pada abad ke-17, ketika Sultan Ahmed I memutuskan untuk melakukan pembangunan mahakarya megah ini. Tujuan mereka adalah menciptakan masjid yang menyaingi kemegahan Hagia Sophia di dekatnya, yang merupakan simbol kekuatan Bizantium. Desainnya ditugaskan oleh arsitek Sedefkâr Mehmed Ağa, yang menggabungkan elemen arsitektur Ottoman dan pengaruh Bizantium untuk menciptakan bangunan yang unik dalam gayanya.

Nama masjid ini berasal dari ribuan ubin keramik biru dan putih yang menghiasi interiornya, menciptakan efek visual mempesona yang memberikan aura ketenangan dan keindahan. Desain bunga dan geometris yang rumit pada ubin, serta prasasti kaligrafi rumit yang menghiasi dinding, merupakan bukti bakat artistik dan pengabdian yang tertanam dalam konstruksinya.

Namun di luar arsitekturnya yang mengesankan dan dekorasinya yang indah, Masjid Biru memainkan peran mendasar sebagai tempat ibadah komunitas Muslim. Setiap hari, umat beriman datang ke situs suci ini untuk berpartisipasi dalam shalat lima waktu yang ditentukan oleh Islam. Imam memimpin shalat dari mihrab, sebuah ceruk di dinding yang menunjukkan arah Mekah, sementara jamaah berlutut untuk memberi penghormatan kepada Allah.

Praktik keagamaan yang berlangsung di Masjid Biru mencerminkan keimanan dan ketaqwaan umat Islam yang mendalam. Para jamaah melakukan ritual mandi sebelum memasuki lokasi, menyucikan tubuh dan jiwa mereka sebelum menghadap Allah SWT, selama bulan Ramadhan, bulan suci puasa, masjid ini memiliki suasana yang lebih khusyuk dan penuh hormat, dengan doa malam yang panjang dan pembacaan Al-Quran. yang memperkuat hubungan spiritual masyarakat.

Namun dibalik fasadnya yang megah dan perannya sebagai pusat spiritual, Masjid Biru juga menyimpan rahasia misterius yang telah membuat penasaran para pengunjung dan cendekiawan selama berabad-abad. Konon Sultan Ahmed I memerintahkan pembangunan enam menara, sama banyaknya dengan yang menghiasi Masjid Mekah, sehingga menantang kemegahannya. Menurut legenda, hanya setelah penambahan menara ketujuh ke Masjid Mekah, perbandingan yang tidak menguntungkan dapat dihindari.

Bagi mereka yang ingin menjelajahi harta karun bersejarah ini, penting untuk mengingat aturan dan praktik tertentu saat mengunjungi Masjid Biru. Pengunjung harus berpakaian sopan, menutupi bahu, lengan, dan kaki untuk menunjukkan rasa hormat terhadap situs suci tersebut. Selain itu, penting untuk diingat bahwa masjid menutup pintunya selama jam salat, jadi disarankan untuk memeriksa jadwal sebelum merencanakan kunjungan.

Singkatnya, Masjid Biru lebih dari sekedar monumen arsitektur; Ini adalah simbol hidup dari keyakinan dan tradisi Islam, serta kesaksian nyata akan kekayaan sejarah dan budaya Türkiye. Dengan arsitekturnya yang megah, pentingnya sebagai tempat ibadah dan pesona misteriusnya, masjid ini terus memikat hati siapa pun yang berkesempatan untuk melihatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun