Di jantung Turki bagian barat, di antara lembah hijau dan Laut Aegea, terdapat reruntuhan Efesus yang megah, sebuah kesaksian bisu akan kehebatan kota yang pernah menjadi salah satu kota terpenting di dunia kuno. Artikel ini mengundang Anda dalam perjalanan naratif melalui kota metropolitan kuno ini, menjelajahi pendiriannya, kepentingan sejarah, arsitektur, kehidupan sehari-hari, agama, dan perannya dalam perekonomian dan pariwisata saat ini.
Sejarah Efesus merupakan jalinan antara mitos dan kenyataan. Menurut legenda, didirikan oleh prajurit Yunani berkelamin dua dari Athena, dipandu oleh oracle Delphi. Seiring waktu, Efesus menjadi pusat kota besar, pertama di bawah pemerintahan Yunani dan kemudian menjadi kota terkemuka di Kekaisaran Romawi. Lokasinya yang strategis, dekat Laut Aegea dan di persimpangan jalur perdagangan penting, menjadikannya pusat komersial dan budaya.
Di antara keajaiban Efesus, Kuil Artemis mendapat tempat terhormat. Dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno, bangunan yang didedikasikan untuk dewi perburuan dan alam Yunani ini melambangkan kekayaan dan pentingnya Efesus. Meskipun saat ini hanya satu tiang yang tersisa, pada masa kejayaannya kuil ini merupakan tontonan marmer dan seni. Permata arsitektur lainnya adalah Perpustakaan Celsus, sebuah fasad megah yang membangkitkan kemegahan zaman. Dibangun untuk menampung ribuan gulungan, perpustakaan ini merupakan tempat pembelajaran sekaligus monumen Celsus, seorang gubernur Romawi.
Berjalan menyusuri jalanan Efesus seperti kembali ke masa lalu. Kota ini dilengkapi dengan semua layanan kota metropolitan: teater besar, pasar (agora), pemandian umum, dan sistem saluran air yang rumit. Warga Efesus menikmati gaya hidup canggih yang dipengaruhi oleh berbagai budaya.
Efesus adalah tempat percampuran agama. Selain pemujaan Artemis yang disebutkan di atas, kota ini merupakan kuali kepercayaan pagan dan, kemudian, menjadi pusat penting Kekristenan awal. Penggalian telah mengungkap banyak candi dan tempat pemujaan, yang menunjukkan keragaman dan ketaatan beragama penghuninya.
Saat ini, Ephesus adalah Situs Warisan Dunia UNESCO dan salah satu tujuan wisata yang paling banyak dikunjungi di Turki. Upaya konservasi berupaya menyeimbangkan perlindungan reruntuhan kuno ini dengan kebutuhan pariwisata modern. Pengunjung dari seluruh dunia datang untuk mengagumi reruntuhannya, berjalan di sepanjang Calle de los Curetes yang bersejarah, dan merasakan sejarah di bawah kaki mereka.
Pada zaman dahulu, Efesus merupakan pusat perdagangan penting, tempat pertemuan para pedagang dari Asia, Afrika, dan Eropa. Pelabuhan Ephesus, meskipun kini terletak jauh dari laut, merupakan jantung perekonomian kota ini, yang memfasilitasi perdagangan yang dinamis yang membawa kekayaan dan keragaman ke kota tersebut.
Reruntuhan Efesus bukan sekedar batu dan tiang; Mereka adalah gema dari masa lalu, cerminan sejarah manusia dan perjalanannya yang tak henti-hentinya. Setiap batu menceritakan sebuah kisah, setiap jalan menuju ke masa lalu yang terlupakan. Efesus tetap menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini, sebuah pengingat akan kebesaran dan kefanaan peradaban manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H