Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mendobrak Hambatan di Rel: Dorothy Lucke, Perintis Wiper di C.&N.W

24 Agustus 2024   14:03 Diperbarui: 24 Agustus 2024   14:04 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dorothy Lucke, sumber:alamy.com)

Mendobrak Hambatan di Rel: Dorothy Lucke, Perintis Wiper di C. & N.W. Gedung Bundar RR di Clinton, Iowa.

Di jantung kota Clinton, Iowa, suara ramai lokomotif Chicago dan Kereta Api North Western bergema dengan dentang logam dan dengungan mesin uap. Di tengah pemandangan tradisional laki-laki yang mengenakan pakaian terusan dan sepatu bot kerja, ada sosok yang menonjol Ny. Dorothy Lucke, seorang wanita perintis yang bekerja sebagai wiper pada tahun 1940 an. Perannya, meski sering diabaikan, menandai tonggak penting dalam sejarah perempuan di industri kereta api. 

Peran Sebagai Wiper 

Pekerjaan seorang wiper, meskipun sering dianggap sebagai posisi entry-level, sangat penting untuk pengoperasian bangsal lokomotif. Wiper bertanggung jawab untuk membersihkan dan merawat lokomotif, memastikan lokomotif bebas dari kotoran dan siap untuk perjalanan berikutnya.

Hal ini termasuk membersihkan mesin, meminyaki komponen, dan membantu mekanik yang lebih berpengalaman. Itu adalah pekerjaan yang menuntut fisik, membutuhkan kekuatan, perhatian terhadap detail, dan kemauan untuk mengotori tangan. 

Dorothy Lucke: Seorang Pionir 

Pada era ketika peran gender didefinisikan secara kaku, dan industri kereta api didominasi oleh laki-laki, kehadiran Dorothy Lucke di pertemuan Clinton merupakan sebuah terobosan baru. Pekerjaannya sebagai wiper merupakan bukti tekadnya dan perubahan sikap terhadap perempuan di angkatan kerja selama Perang Dunia II. 

Dengan banyaknya laki-laki yang bekerja di luar negeri, industri di seluruh Amerika Serikat menghadapi kekurangan tenaga kerja. Perempuan dipanggil untuk mengisi peran yang secara tradisional dipegang oleh laki-laki, dan Dorothy menjawab panggilan itu. Pekerjaannya di bangsal lokomotif bukan hanya sekedar pekerjaan tetapi juga pernyataan kemampuan dan ketahanan.

Mengatasi Tantangan 

Perjalanan Dorothy bukannya tanpa tantangan. Tuntutan fisik dari pekerjaannya sangat besar, dan dia harus membuktikan dirinya mampu dalam lingkungan yang sering kali skeptis terhadap pekerja perempuan. Rekan-rekannya, yang terbiasa dengan tenaga kerja yang seluruhnya laki-laki, harus menyesuaikan diri dengan kehadiran perempuan di antara mereka. Ketekunan dan dedikasi Dorothy dengan cepat mendapatkan rasa hormatnya, menunjukkan bahwa keterampilan dan komitmen tidak mengenal gender. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun