Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kompleksitas dibalik Pernyataan Kontroversi: Terlahir Miskin, Mati Miskin

23 Agustus 2024   11:36 Diperbarui: 23 Agustus 2024   12:20 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Ilustrasi Wanita Pusing, sumber:Pixabay)

Selain itu, kurangnya jaring pengaman sosial di banyak negara dapat memperburuk tantangan-tantangan ini. Tanpa akses terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan, dan perumahan yang terjangkau, individu sering kali harus berjuang sendiri dalam sistem yang tidak dirancang untuk mendukung mobilitas ke atas mereka. 

Pentingnya Perspektif

Meskipun tanggung jawab pribadi dan kerja keras memang merupakan faktor penting dalam mencapai kesuksesan finansial, namun hal tersebut bukanlah satu-satunya faktor. Menyadari peran isu-isu sistemik dan mengadvokasi kebijakan untuk mengatasi hambatan-hambatan ini sangatlah penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil.

Selain itu, asumsi bahwa kematian dalam kemiskinan hanyalah sebuah kegagalan pribadi dapat menyebabkan kurangnya empati dan pemahaman. Hal ini dapat melanggengkan stereotip yang merugikan mengenai mereka yang hidup dalam kemiskinan dan mengabaikan konteks perjuangan mereka yang lebih luas. 

Kesimpulan: Pandangan yang Seimbang 

Kesimpulannya, pernyataan "Jika Anda terlahir miskin, itu bukan salah Anda. Jika Anda mati miskin, maka Anda sendirilah yang harus disalahkan" adalah sebuah pandangan sederhana terhadap persoalan yang kompleks. Pendekatan ini gagal memperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi lintasan keuangan seseorang. 

Meskipun upaya pribadi tidak dapat disangkal penting, hal ini harus dipahami dalam konteks tantangan sistemik yang lebih luas yang dihadapi banyak orang. Pendekatan yang lebih bernuansa mengakui pentingnya keagenan individu dan perlunya perubahan masyarakat untuk benar-benar mengatasi akar kemiskinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun