Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Sporus Roma Muda yang Harus Dikastrasi untuk Menikah dengan Nero Sporo

12 Agustus 2024   09:27 Diperbarui: 12 Agustus 2024   10:29 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sporus, sumber: Devianart)

Sporus, Roma muda yang harus dikastrasi untuk menikah dengan Nero Sporo, pemuda Romawi yang harus dikebiri untuk menikahi Nero, adalah sosok yang, meski terpinggirkan dalam catatan sejarah, memainkan peran menarik dalam sejarah Roma dan kehidupan kaisar Nero yang kontroversial. Di Roma kuno, masyarakat didominasi oleh peraturan dan struktur kekuasaan yang ketat. Namun, meski dalam konteks itu, kisah Sporo menonjol karena keunikan dan tragedinya. Sporo bukanlah seorang senator, jenderal, atau anggota elit Romawi. 

Dia adalah seorang budak muda, tapi bukan sembarang budak. Dia memiliki kecantikan yang menarik perhatian semua orang yang melihatnya, kecantikan yang pada akhirnya memikat hati, atau mungkin obsesi, Kaisar Nero. Nero yang dikenal dengan tingkah lakunya yang flamboyan dan seringkali kejam, langsung tertarik pada Sporo.

Menurut kronik, Sporo sangat mirip dengan mendiang istri Nero, Poppaea Sabina. Kesamaan ini membangkitkan keinginan Nero untuk memiliki dan mengendalikan Sporo, membuatnya mengambil keputusan yang akan mengubah hidup budak muda itu selamanya. Obsesi Nero terhadap Sporo sedemikian rupa sehingga dia memutuskan ingin menikah dengannya.

(Kaisar Nero, Sumber:medium.com)
(Kaisar Nero, Sumber:medium.com)

Namun ada masalah: di Roma kuno, pernikahan antara pria dilarang. Namun, Nero, sebagai kaisar dan dengan kekuasaan absolut di tangannya, menemukan solusi. Dia memutuskan bahwa Sporo akan dikebiri, mengubahnya menjadi seorang kasim. Keputusan ini, meski brutal, akan memungkinkan Nero menikah dengannya tanpa melanggar aturan Romawi. Pengebirian Sporo pun dilakukan, dan tak lama kemudian, pernikahan mewah pun dilangsungkan. Sporo berpakaian seperti pengantin tradisional, dan upacaranya dilaksanakan dengan segala kemegahan yang diharapkan dari pernikahan kekaisaran. Sejak saat itu, Sporo diperlakukan sebagai istri kaisar, menemaninya di acara-acara publik dan tinggal di istana kekaisaran.

Meskipun Sporo menduduki posisi yang patut ditiru di istana Romawi, sulit membayangkan siksaan internal dan penghinaan yang dia rasakan. Dikebiri dan dipaksa menikah dengan kaisar tentu bukan takdir yang ia bayangkan sendiri. Hubungan antara Nero dan Sporus berlanjut hingga kematian kaisar. Terlepas dari kekuasaan dan kekayaannya, Nero menjadi paria di Roma karena tindakannya yang lalim dan boros.

Pada akhirnya, dia terpaksa bunuh diri, meninggalkan warisan tirani dan ekses. Kisah Sporo adalah sebuah pengingat betapa kekuasaan absolut bisa korup dan bagaimana individu, bahkan kelompok yang paling rentan sekalipun, bisa terjebak dalam intrik pihak yang berkuasa. Meski kisahnya menyedihkan dan tragis, namun juga menjadi pelajaran tentang ketangguhan jiwa manusia dalam menghadapi kesulitan yang paling ekstrim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun