Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konteks Eksodus Mariel Pasca Revolusi Kuba

12 Agustus 2024   05:18 Diperbarui: 12 Agustus 2024   06:09 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Havana Kuba, sumber: Freepik)

Seperti apa eksodus Mariel di Kuba? Mengapa orang-orang mengungsi secara massal pada tahun 1980? Pelabuhan Mariel, yang terletak sekitar 40 kilometer sebelah barat Havana, Kuba, telah menjadi saksi beberapa peristiwa penting dalam sejarah negara Karibia tersebut. Sejak awal berdirinya, Mariel lebih dari sekadar pelabuhan; Ini telah menjadi simbol keterbukaan dan penutupan, cerminan hubungan antara Kuba dan dunia luar.

Sejarah Mariel terkait dengan dinamika politik dan sosial Kuba, dari masa pra kolonial hingga era kontemporer. Pada abad ke-20, pelabuhan ini menjadi titik fokus pada beberapa momen kritis, yang paling menonjol adalah eksodus Mariel pada tahun 1980. Kuba pada tahun 1980 terperosok dalam suasana ketidakpuasan dan keputusasaan. Revolusi yang menjanjikan kesetaraan dan kemakmuran telah membuat banyak orang kecewa dengan kenyataan kelangkaan dan penindasan politik.

(Havana Kuba, sumber: Freepik)
(Havana Kuba, sumber: Freepik)

Dalam konteks inilah eksodus Mariel muncul, sebuah peristiwa yang mengungkap keputusasaan banyak warga Kuba untuk melarikan diri dari keadaan yang mencekik mereka di tanah air asal mereka. Semuanya bermula dari insiden di Kedutaan Besar Peru di Havana, ketika sekelompok warga Kuba masuk ke kedutaan untuk mencari suaka politik. Peristiwa ini memicu serangkaian keadaan yang membuat Fidel Castro menyatakan bahwa mereka yang ingin meninggalkan Kuba boleh melakukannya. 

Pada minggu-minggu berikutnya, lebih dari 125.000 warga Kuba berangkat dari pelabuhan Mariel ke pantai Florida, dalam eksodus massal yang menarik perhatian internasional. Penyebab eksodus Mariel sangat kompleks dan beragam. Di satu sisi, kondisi ekonomi yang sulit dan kurangnya kebebasan politik di Kuba. Di sisi lain, kebijakan Amerika Serikat terhadap pengungsi Kuba menawarkan harapan akan kehidupan yang lebih baik di seberang Selat Florida.

(Havana Kuba, sumber: Freepik)
(Havana Kuba, sumber: Freepik)

Keputusan Castro untuk mengizinkan mereka yang ingin meninggalkan negaranya dipandang oleh banyak orang sebagai peluang unik untuk keluar dari penindasan dan kemiskinan. Eksodus Mariel bukan hanya merupakan ekspresi keputusasaan rakyat Kuba yang merindukan kebebasan dan kesempatan, namun juga merupakan cerminan ketegangan geopolitik pada saat itu. Hubungan antara Kuba dan Amerika Serikat ditandai dengan permusuhan dan ketidakpercayaan, dan eksodus tersebut menjadi babak lain dalam sejarah panjang perselisihan antara kedua negara.

Dalam kekacauan dan ketidakpastian seputar eksodus, kehidupan ribuan orang berubah selamanya. Perahu-perahu yang meninggalkan Mariel sering kali rapuh dan penuh muatan, dan kisah-kisah tentang keberanian, kehilangan, dan harapan berlipat ganda di perairan selat yang memisahkan Kuba dari Florida. Sementara itu, di jantung diaspora Kuba di Miami, komunitas dimobilisasi untuk menyambut dan membantu pendatang baru, sebagai bentuk solidaritas yang menyoroti ketahanan dan harapan ditengah kesulitan.

Kisah Mariel dan eksodus tahun 1980 adalah kesaksian akan keinginan mendalam akan kebebasan dan kehidupan yang lebih baik yang mendorong ribuan orang untuk memulai perjalanan yang penuh ketidakpastian. Hal ini juga merupakan cerminan hubungan antara Kuba dan Amerika Serikat, dan bagaimana peristiwa-peristiwa di sebuah pulau kecil di Karibia dapat berdampak di seluruh selat, mempengaruhi kehidupan banyak orang dan meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah kedua negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun