Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Narasi Napoleon Bonaparte Menghadapi Tentara di Tanah Mesir

10 Agustus 2024   19:28 Diperbarui: 10 Agustus 2024   19:28 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Napoleon Bonaparte, sumber: Freepik)

Tahukah Anda kisah Napoleon Bonaparte menghadapi tentara di tanah Mesir ?Temukan Pertempuran Piramida tahun 1798 yang mengesankan.

Di tengah teriknya gurun Mesir, pada tanggal 21 Juli 1798, terjadi pertempuran yang akan bergema dalam sejarah sebagai contoh kejeniusan militer Napoleon Bonaparte. Peristiwa yang dikenal dengan Pertempuran Piramida ini tidak hanya mengukuhkan ketenaran Napoleon sebagai ahli strategi yang tak terhentikan, tetapi juga menandai titik balik kampanye Prancis di Mesir.

Kampanye Napoleon di Mesir, yang dimulai dengan kedatangannya di Alexandria pada bulan Juli 1798, memiliki tujuan ganda: memutus jalur Inggris ke India dan memperluas pengaruh Perancis di Timur Tengah. Namun, Napoleon juga termotivasi oleh janji penemuan budaya dan ilmiah yang luar biasa, karena Mesir kuno telah memikat imajinasi banyak orang Eropa.

Pertempuran tersebut terjadi di dekat Kairo, di tepi Sungai Nil, di daerah yang didominasi oleh piramida megah Giza yang, meskipun bukan merupakan lokasi langsung pertempuran, namun memberi nama pada konfrontasi tersebut. Napoleon, yang memimpin sekitar 25.000 tentara, menghadapi pasukan Mamluk yang berjumlah sekitar 21.000 orang. Bangsa Mamluk, pejuang yang berpengalaman dan tangguh, yakin akan keunggulan mereka dalam kavaleri, kekuatan yang tangguh di dataran luas Mesir.

(Napoleon Bonaparte, sumber: Freepik)
(Napoleon Bonaparte, sumber: Freepik)

Saat konfrontasi semakin dekat, Napoleon mengerahkan pasukannya dalam formasi pertahanan yang dikenal sebagai "lapangan infanteri". Taktik ini, yang terdiri dari mengatur prajurit dalam formasi segi empat, dengan bayonet di luar, dirancang khusus untuk menahan serangan kavaleri. Setiap kotak terdiri dari beberapa baris tentara, dengan yang terkuat di sudut-sudutnya, membentuk semacam landak manusia yang hampir tidak bisa ditembus.

Mamluk, dipimpin oleh Murad Bey dan Ibrahim Bey, melancarkan serangan berulang kali terhadap formasi Prancis, tetapi tidak mampu mematahkannya. Kavaleri Mamluk, dengan prajuritnya yang berpakaian mewah dan kuda yang gesit, berulang kali menabrak tentara Prancis yang tak tergoyahkan. Prancis, yang dipersenjatai dengan senapan dan meriam, melawan serangan gencar dengan disiplin besi, memanfaatkan setiap kesempatan untuk memusnahkan musuh-musuh mereka.

(Napoleon Bonaparte, sumber: Freepik)
(Napoleon Bonaparte, sumber: Freepik)

Hasilnya adalah kekalahan telak bagi Mamluk. Diperkirakan sekitar 6.000 dari mereka tewas dalam pertempuran tersebut, sementara korban di pihak Prancis sangat sedikit, dengan hanya beberapa ratus orang terbunuh dan terluka. Kemenangan tersebut tidak hanya mengkonsolidasikan kendali Napoleon atas Mesir, tetapi juga membuat Dinasti Mamluk, yang telah memerintah Mesir selama berabad-abad, berada dalam kekacauan.

Setelah pertempuran, Napoleon mengucapkan salah satu ungkapannya yang paling terkenal, berbicara kepada tentaranya dengan nada kemenangan dan kebanggaan: "Prajurit, dari puncak piramida ini, selama empat puluh abad merenungkanmu." Kata-kata yang sarat dengan simbolisme ini tidak hanya mencerminkan besarnya kemenangan, tetapi juga ambisi Napoleon untuk dikenang bersama para pemimpin besar dalam sejarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun