Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah dan Misteri Mashco-Piro di Amazon

8 Agustus 2024   16:16 Diperbarui: 8 Agustus 2024   16:18 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Mashco-Piro, sumber: Pinterest/Cathy Liles)

Seberapa banyak yang Anda ketahui tentang Mashco-Piro? Kehidupan misterius sebuah suku di jantung Amazon. Saya akan menceritakan sedikit tentang Mashco-Piro kepada Anda, simak dan baca sampai selesai!

Di jantung Amazon Peru yang terpencil dan ramai, sekelompok orang telah menarik perhatian para antropolog, petualang, dan dunia pada umumnya: Mashco-Piro. Kelompok masyarakat adat ini, juga dikenal sebagai Mashco atau Cujareo, hidup dalam isolasi total, jauh dari hiruk pikuk dunia modern. Kehidupan dan adat istiadatnya, yang diselimuti aura misteri, telah menjadi subyek spekulasi dan daya tarik selama beberapa dekade.

Sejarah Mashco-Piro penuh dengan tragedi dan ketahanan. Selama era karet di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, banyak suku asli Amazon, termasuk Mashco-Piro, sangat menderita. Penggerebekan dan eksploitasi dengan kekerasan menyebabkan kematian ribuan masyarakat adat dan tersebarnya banyak komunitas. Namun, Mashco-Piro berhasil lolos dari kehancuran ini dengan mundur lebih jauh ke dalam hutan, membangun isolasi yang bertahan hingga hari ini.

Kehidupan sehari-hari suku Mashco-Piro merupakan cerminan dari pengetahuan mendalam dan rasa hormat mereka terhadap hutan. Mereka adalah pemburu dan pengumpul yang ahli, mereka bergantung pada lingkungan alam untuk kelangsungan hidup mereka. Mereka menggunakan busur dan anak panah untuk berburu binatang, dan mengumpulkan buah-buahan, akar-akaran, dan sumber daya hutan lainnya. Pengetahuannya tentang pengobatan tradisional sangat luas, memanfaatkan tumbuhan hutan untuk mengobati penyakit dan luka.

Namun isolasi ini bukannya tanpa tantangan. Dalam beberapa tahun terakhir, kontak dengan dunia luar tidak bisa dihindari karena meluasnya penggundulan hutan, ekstraksi sumber daya, dan pariwisata. Pada tahun 2011, pertemuan dengan Mashco-Piro dilaporkan terjadi di tepi Sungai Madre de Dios, memicu perdebatan tentang cara berinteraksi dengan kelompok yang belum dihubungi ini. 

Pihak berwenang Peru dan berbagai LSM telah mengadopsi kebijakan larangan kontak untuk melindungi suku Mashco-Piro dan orang-orang yang mungkin melakukan kontak dengan mereka, karena masyarakat adat tidak memiliki kekebalan terhadap banyak penyakit umum.

Terlepas dari kebijakan-kebijakan ini, pertemuan sporadis terus berlanjut, memicu rasa ingin tahu dan kekhawatiran. Para antropolog dan pembela hak-hak masyarakat adat berpendapat bahwa sangat penting untuk menghormati keputusan mereka untuk hidup terisolasi dan melindungi wilayah mereka dari ancaman eksternal.

Mashco-Piro mewakili sebuah teka-teki di era modern, sebuah pengingat hidup akan cara hidup yang sudah ada jauh sebelum kedatangan penjajah dan globalisasi. Ketahanan dan kemampuan mereka untuk bertahan hidup di salah satu lingkungan paling menantang di planet ini merupakan bukti kemampuan adaptasi manusia dan kekayaan keragaman budaya yang masih bertahan di pelosok bumi yang paling terpencil.

Hal yang menarik dari Mashco-Piro adalah penggunaan alat dan teknik tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi. Misalnya, mereka membuat busur dan anak panah menggunakan bahan alami seperti kayu dan serat tumbuhan, dan mereka menggunakan racun alami untuk meningkatkan efektivitas senjata berburu mereka. Keterampilan ini menunjukkan pengetahuan yang mendalam tentang lingkungannya dan pemahaman yang canggih tentang sifat-sifat flora lokal.

Mashco-Piro dikenal karena keahliannya dalam navigasi sungai. Mereka menggunakan kano tradisional yang terbuat dari batang pohon untuk mengarungi sungai dan danau di hutan hujan Amazon, sebuah keterampilan penting untuk kelangsungan hidup dan mobilitas mereka di lingkungan hutan lebat. Praktik ini tidak hanya memungkinkan mereka mengakses sumber daya penting, namun juga tetap mobile dan menghindari potensi ancaman eksternal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun