Orang Etruria, peradaban yang diserap oleh Roma. Seberapa banyak yang Anda ketahui tentang sejarah mereka? Saya akan menceritakan sedikit tentang Bangsa Etruria kepada Anda, simak dan baca sampai selesai!
Bangsa Etruria, sebuah peradaban menakjubkan dari zaman kuno, berkembang di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Tuscany, Italia, sebelum kebangkitan Roma. Kebudayaan khas ini muncul sekitar tahun 900 SM. dan mempertahankan pengaruhnya hingga kira-kira abad ke-1 SM, ketika wilayah tersebut sepenuhnya diserap oleh Kekaisaran Romawi.
Asal usul orang Etruria menjadi topik perdebatan di kalangan sejarawan. Beberapa teori menyatakan bahwa mereka mungkin bermigrasi dari Anatolia, sementara hipotesis lain menunjukkan adanya perkembangan lokal di wilayah Tuscany. Yang pasti adalah bangsa Etruria mendirikan negara-negara kota yang mandiri, masing-masing mempunyai pemerintahannya sendiri, namun disatukan oleh budaya dan agama yang sama.
Masyarakat Etruria terkenal dengan struktur dan kekayaannya yang kompleks. Mereka adalah pengrajin logam yang terampil, yang terkenal terutama karena pekerjaan mereka di bidang perunggu. Selain itu, mereka adalah pedagang ahli yang membangun jaringan komersial di seluruh Mediterania. Interaksi ini tidak hanya meningkatkan perekonomian mereka, tetapi juga memfasilitasi pertukaran budaya dengan peradaban kuno lainnya, termasuk Yunani dan Fenisia.
Di bidang budaya, bangsa Etruria meninggalkan warisan yang signifikan. Karya seninya, yang bercirikan figur manusia dan hewan, sangat mempengaruhi seni Romawi. Lukisan di makam Etruria, seperti yang terkenal di Tarquinia, memberikan gambaran tentang kehidupan sehari-hari dan keyakinan agama mereka. Makam-makam ini rumit, sering kali dibangun agar terlihat seperti rumah, mencerminkan pentingnya orang Etruria menempatkan kehidupan setelah kematian.
Agama memainkan peran sentral dalam kehidupan Etruria. Mereka sangat religius dan mempraktikkan ritual yang mencakup ramalan dan penggunaan pertanda. Para pendeta Etruria, yang dikenal sebagai "haruspices", menafsirkan kehendak para dewa dengan memeriksa isi perut hewan kurban, sebuah praktik yang akhirnya diadopsi oleh orang Romawi.
Secara politis, bangsa Etruria diorganisasikan ke dalam liga yang terdiri dari dua belas kota, yang dikenal sebagai Dodecapolis. Liga ini mencakup kota-kota seperti Tarquinia, Veio dan Cerveteri. Meskipun kota-kota tersebut otonom secara politik, mereka berkolaborasi dalam urusan agama dan militer. Persatuan ini sangat penting bagi perlawanan mereka terhadap Yunani dan bangsa lain.
Pengaruh Etruria di Roma sangat besar. Dipercaya bahwa tiga raja terakhir Roma sebelum Republik berasal dari Etruria. Di bawah pemerintahannya, Roma semakin penting dan berkuasa, mengadopsi banyak aspek budaya Etruria, termasuk panteon keagamaan, teknik konstruksi, dan aspek organisasi sosialnya.
Kemunduran bangsa Etruria dimulai pada abad ke-5 SM, sebagian disebabkan oleh konflik dengan bangsa Yunani dan Celtic, dan kemudian dengan bangsa Romawi. Dengan perluasan Roma, kota-kota Etruria secara bertahap ditaklukkan dan diasimilasi. Pada abad ke-1 SM, kebudayaan Etruria telah sepenuhnya diserap oleh Roma, meskipun warisannya masih terasa di banyak aspek peradaban Barat.
Singkatnya, bangsa Etruria memainkan peran penting dalam pembentukan dunia Mediterania kuno. Meskipun mereka akhirnya berasimilasi dengan bangsa Romawi, pengaruh mereka terhadap seni, budaya, agama dan politik meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dan masih dapat dilihat hingga saat ini.