Fakta tambahan tentang Gadis Egtved adalah bahwa penelitian isotop baru-baru ini yang dilakukan pada gigi dan kukunya mengungkapkan bahwa dia bukan penduduk asli daerah tempat dia dikuburkan. Analisis menunjukkan bahwa ia melakukan perjalanan jarak jauh selama masa hidupnya, mungkin dari wilayah Black Forest di barat daya Jerman hingga Denmark, yang menunjukkan bahwa terdapat jaringan kontak dan perdagangan yang jauh lebih luas di Zaman Perunggu daripada yang saya perkirakan sebelumnya. Penemuan ini memberikan wawasan menarik mengenai mobilitas dan hubungan budaya masyarakat pada era tersebut.
The Egtved Girl tidak hanya memberi kita gambaran sekilas tentang mode dan praktik penguburan lebih dari tiga ribu tahun yang lalu, namun juga menimbulkan pertanyaan menarik tentang kehidupan dan masyarakatnya. Peran apa yang dimainkan remaja putri ini dalam komunitasnya? Apa yang dilambangkan oleh benda-benda yang ditemukan di makamnya? Setiap penemuan dalam arkeologi tidak hanya menerangi masa lalu, tetapi juga menambah misteri dan pertanyaan baru bagi peneliti generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H