Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Kisah Inspiratif Bunda Teresa di Kalkuta India

4 Agustus 2024   13:58 Diperbarui: 4 Agustus 2024   14:07 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Bunda Teresa, sumber: depositphotos)

Tahukah anda kisah Bunda Teresa dari Kalkuta? Temukan bagaimana seorang misionaris yang rendah hati mengubah ribuan kehidupan.

Di jalanan Kalkuta yang berdebu dan padat, seorang wanita bertubuh kecil namun berhati besar menulis kisah cinta dan pengorbanan yang bergema selama berabad-abad. Bunda Teresa, lahir Anjez Gonxhe Bojaxhiu pada tanggal 26 Agustus 1910 di Skopje, Makedonia, menjadi simbol amal dan kasih sayang di dunia yang sering kekurangan keduanya. Kehidupannya, yang penuh dengan peristiwa sederhana dan tindakan heroik, menceritakan kisah seorang wanita yang menemukan panggilannya di antara mereka yang paling membutuhkan.

Sejak usia dini, Anjez menunjukkan minat yang mendalam terhadap misi dan kehidupan religius. Pada usia 18 tahun, dia meninggalkan rumah untuk bergabung dengan Suster Loreto di Irlandia, menandai awal dari perjalanan yang membawanya ke India pada tahun 1929. Di sana, dia menggunakan nama Teresa dan mulai mengajar di St. Maria di Kalkuta, sebuah pengalaman. yang akan membentuk persepsinya tentang penderitaan dan kemiskinan.

Namun pada tahun 1946 Teresa mengalami "panggilan di dalam panggilan". Bepergian dengan kereta api dari Kolkata di ke Darjeeling untuk retret, dia merasakan perintah ilahi untuk meninggalkan biara dan membantu orang miskin dengan tinggal bersama mereka. 

(Bunda Teresa, sumber: depositphotos)
(Bunda Teresa, sumber: depositphotos)

Bunda Teresa dan para pengikutnya memulai pekerjaan mereka di daerah kumuh, pertama-tama menangani kebutuhan dasar masyarakat miskin. Mereka mendirikan rumah sakit untuk merawat orang sekarat, panti asuhan untuk anak-anak terlantar, dan pusat pengobatan bagi penderita kusta. Pekerjaan mereka, yang awalnya menghadapi kesulitan dan kekurangan, mulai mendapatkan pengakuan dan dukungan baik secara lokal maupun global.

Pada tahun 1979, Bunda Teresa menerima Hadiah Nobel Perdamaian sebagai pengakuan atas karyanya dalam membantu orang miskin, sakit, dan sekarat. Dalam upacara tersebut, ia mengejutkan dunia dengan menolak jamuan makan malam tradisional, dan meminta agar anggaran sebesar $192.000 dialokasikan untuk masyarakat miskin India. Tindakan ini melambangkan komitmennya yang terus-menerus terhadap penghematan dan pelayanan tanpa pamrih.

Namun, kehidupan dan karyanya bukannya tanpa kontroversi. Kritikus mempertanyakan fokusnya pada kemiskinan, koneksi politiknya, dan pengelolaan sumbangan yang diterimanya. Meskipun demikian, dampak dan warisannya tetap bertahan.

Kisah Bunda Teresa adalah pengingat yang mengharukan tentang bagaimana belas kasih dan komitmen yang teguh dapat mempengaruhi dunia secara mendalam. Dia meninggal dunia pada tanggal 5 September 1997, meninggalkan warisan yang tak terhapuskan dan sebuah organisasi yang terus memperluas misi cinta dan pelayanannya.

Kehidupannya, melampaui kontroversi dan pengakuan, merupakan bukti kekuatan yang terletak pada dedikasi tanpa pamrih terhadap kesejahteraan orang lain. Di dunia yang sering terpecah belah dan berkonflik, kisah Bunda Teresa dari Kalkuta tetap menjadi secercah harapan, inspirasi bagi semua orang yang berupaya membuat perbedaan, dalam kehidupannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun