Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Steve Jobs: Perintis dan Pioneer Apple

4 Agustus 2024   07:54 Diperbarui: 4 Agustus 2024   07:57 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Steve Jobs, sumber: Shutterstock)

Siapakah sebenarnya Steve Jobs? Tahukah anda bahwa dia ikut mendirikan Apple di sebuah garasi dan dipecat dari perusahaannya sendiri? 

Steve Jobs, nama yang hampir identik dengan inovasi teknologi dan kejeniusan bisnis, lahir pada tanggal 24 Februari 1955 di San Francisco, California. Diadopsi saat lahir oleh Paul dan Clara Jobs, Steve sejak usia dini menunjukkan minat yang mendalam terhadap mekanika dan elektronik, daya tarik yang akan membentuk sisa hidupnya. Di rumahnya di Los Altos, California, Jobs muda dan temannya Steve Wozniak memulai apa yang kemudian menjadi raksasa teknologi: Apple Inc, meluncurkan operasi dari garasi orang tuanya.

Perjalanan Jobs di Apple dimulai dengan Apple I, komputer pribadi buatan tangan Wozniak. Mesin ini, meskipun primitif, menandai dimulainya komputasi personal. Namun, dengan peluncuran Apple II, perusahaan tersebut melambungkan ketenaran dan kekayaan, memperkuat posisinya di industri. Kesuksesan awal ini hanyalah pertanda dari apa yang akan terjadi.

(Steve Jobs, sumber: iStock)
(Steve Jobs, sumber: iStock)

Seiring pertumbuhan Apple, ketegangan di dalam perusahaan juga meningkat. Jobs dikenal karena temperamennya yang menuntut dan mengejar kesempurnaan tanpa kompromi, karakteristik yang sering membuatnya berkonflik dengan orang lain di perusahaan. Ketegangan ini mencapai puncaknya pada tahun 1985 ketika, setelah perebutan kekuasaan dengan CEO saat itu, John Sculley, Jobs dipecat dari perusahaan yang ia bantu dirikan. Jauh dari kata menyerah, kemunduran ini menjadi salah satu tahapan paling produktif dalam kariernya.

Setelah meninggalkan Apple, Jobs tidak membuang waktu untuk menyesal. Ia mendirikan NeXT, sebuah perusahaan perangkat lunak dan perangkat keras yang, meskipun tidak pernah mencapai kesuksesan komersial besar-besaran, namun inovatif dalam beberapa aspek teknis. Perangkat lunaknya akhirnya menjadi dasar sistem operasi mac OS. Pada saat yang sama, Jobs mengakuisisi perusahaan grafis komputer kecil yang diubah menjadi Pixar Animation Studios. Pixar merevolusi industri film animasi dengan merilis "Toy Story" (1995), film animasi komputer pertama.

Penebusan Jobs terjadi pada tahun 1996, ketika Apple, yang berjuang untuk tetap relevan dan menguntungkan, mengakuisisi NeXT, yang tidak hanya membawa teknologi NeXT ke Apple tetapi juga menandai kembalinya Jobs ke perusahaan tersebut. Pada tahun 1997, ia diangkat kembali sebagai CEO, memulai salah satu perubahan haluan bisnis terbesar dalam sejarah. Di bawah kepemimpinannya, Apple meluncurkan produk inovatif seperti iMac, iPod, iPhone, dan iPad, yang tidak hanya menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan namun juga mengangkatnya ke status ikonik.

(Steve Jobs, sumber: Freepik)
(Steve Jobs, sumber: Freepik)

Di luar pencapaian teknologi dan bisnisnya, Jobs adalah seorang ahli pemasaran. Kemampuannya untuk memasarkan produk di acara-acara Apple yang kini menjadi legenda menjadi ciri khas kepemimpinannya, menjadikan setiap peluncuran sebagai tontonan global yang dinantikan. Fokusnya pada desain minimalis dan fungsional tercermin tidak hanya pada produk Apple tetapi juga pada estetika teknologi modern.

Steve Jobs meninggal dunia pada tanggal 5 Oktober 2011, meninggalkan warisan kreativitas dan inovasi yang terus bergema dalam teknologi modern. Melalui kemenangan dan tantangannya, Jobs menunjukkan bahwa tekad dan visi yang jelas dapat mengubah dunia, sebuah pelajaran yang hidup dalam filosofi Apple dan dalam benak para inovator di seluruh dunia. Kisah mereka merupakan bukti semangat gigih yang menjadi ciri para pionir sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun