Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Zipaquira: Katedral Garam di Kolombia

3 Agustus 2024   09:56 Diperbarui: 3 Agustus 2024   10:03 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Zipaquira, sumber: iStock)

Jauh di Kolombia, dekat kota Bogot yang semarak, terdapat kekayaan arsitektur yang menantang konvensi: Katedral Garam Zipaquir. Tempat ini bukan hanya tempat perlindungan spiritual tetapi juga prestasi teknik dan seni keagamaan, semuanya dipahat di dalam tambang garam yang berusia jutaan tahun.

Sejarah Katedral Garam dimulai pada tahun 1930-an, ketika para penambang, tergerak oleh pengabdian mereka dan kebutuhan akan tempat suci untuk meminta perlindungan, mulai mengukir kapel yang belum sempurna di terowongan tambang. Kapel pertama ini bertambah besar dan penting secara spiritual hingga, pada tahun 1954, diputuskan untuk membangun struktur yang lebih formal, yang diresmikan sebagai katedral bawah tanah pertama.

Namun, keselamatan pengunjung selalu menjadi perhatian, sehingga menyebabkan penutupan tempat aslinya pada tahun 1990. Jauh dari memudarkan semangat tempat tersebut, penutupan ini menandai dimulainya sebuah proyek yang bahkan lebih ambisius. Pada tahun 1991 pembangunan katedral baru yang lebih besar dimulai dengan langkah-langkah keamanan yang lebih baik. Pada tahun 1995, Katedral Garam Zipaquir yang baru diresmikan, menjadi ikon nasional dan daya tarik wisata internasional.

Turun ke katedral seperti memasuki dunia lain. Pengunjung melewati terowongan yang membentang 180 meter di bawah tanah, melewati stasiun-stasiun yang mewakili Jalan Salib, masing-masing diterangi secara dramatis untuk menyoroti detail yang terpahat dalam garam. Bagian tengahnya sangat mengesankan: tiang-tiang garam besar menopang langit-langit, dan salib utama di latar belakang, diukir dari balok garam murni, menerangi altar dengan cahaya halus.

Katedral bukan hanya tempat berdoa dan ziarah. Ini telah menjadi ruang budaya yang penting, tempat diadakannya konser, upacara, dan acara lainnya yang memanfaatkan akustik unik dan suasananya yang tak tertandingi. Selain itu, kompleks ini mencakup museum pertambangan, tur proses geologi yang membentuk tambang, dan ruang untuk memahami pentingnya sejarah garam dalam peradaban kuno.

Di luar keindahan dan makna keagamaannya, Katedral Garam merupakan bukti ketahanan dan kreativitas manusia. Ini mewakili transformasi ruang kerja menjadi tempat penuh harapan dan seni, menunjukkan bagaimana keyakinan dan tradisi dapat mengubah lingkungan kerja yang keras menjadi tempat perlindungan yang damai dan indah. Dengan setiap pengunjung yang turun ke kedalamannya, Katedral Garam terus memenuhi misi sucinya, mendidik dan mengagumi, namun tetap menjadi simbol budaya dan spiritualitas Kolombia yang cemerlang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun