Siapakah Djoser, Firaun ll dinasti ketiga? Teka-teki piramida berundak di Saqqara. Djoser, salah satu nama yang paling bergema dalam peradaban Mesir kuno, dikenal sebagai firaun kedua dari Dinasti Ketiga dan mewariskan kepada dunia salah satu konstruksi paling misterius dan inovatif pada masanya: piramida berundak Saqqara. Firaun ini, yang masa pemerintahannya dimulai sekitar tahun 2670 SM, telah menjadi subjek penelitian dan teori yang tak terhitung jumlahnya, karena peran mendasarnya dalam konsolidasi tradisi penguburan yang bertahan di Mesir kuno.
Periode Djoser menandai momen penting dalam sejarah Mesir, yang ditandai dengan kemajuan arsitektur dan artistik yang penting. Pemerintahannya, meskipun diselimuti misteri, terkenal karena promosi proyek konstruksi besar yang meletakkan dasar bagi apa yang kemudian menjadi kemegahan Kerajaan Lama. Tidak diragukan lagi, karya yang paling menonjol adalah Piramida Bertingkat, yang dianggap sebagai piramida besar pertama di Mesir dan prototipe piramida Giza selanjutnya.
Piramida Bertingkat Saqqara, dirancang oleh arsitek Imhotep, adalah struktur yang telah memesona para arkeolog dan wisatawan. Awalnya dirancang sebagai mastaba, malam ini berevolusi melalui berbagai tahap konstruksi hingga menjadi bangunan mengesankan yang kita kenal sekarang. Dengan enam tingkat yang saling tumpang tindih, piramida ini mencapai ketinggian 62 meter, mendominasi lanskap gurun Saqqara dan melambangkan kebesaran dan kekuasaan Djoser.
Imhotep, visioner di balik keajaiban arsitektur ini, bukan hanya arsitek piramida tetapi juga seorang polimatik: pendeta, dokter, dan astronom. Kolaborasinya dengan Djoser tidak hanya mengubah wajah arsitektur Mesir tetapi juga meninggalkan warisan yang dipuja selama ribuan tahun. Imhotep didewakan berabad-abad kemudian, suatu kehormatan langka yang mencerminkan besarnya kontribusinya.
Kompleks pemakaman Saqqara tidak hanya sebatas piramida berundak. Dikelilingi oleh serangkaian halaman, kuil, dan kapel yang luas, yang membentuk kompleks rumit yang dirancang untuk menjamin keabadian firaun. Elemen arsitektur ini mencerminkan evolusi mendalam dalam keyakinan dan praktik keagamaan Mesir kuno, dimana pemujaan terhadap orang mati dan persiapan kehidupan setelah kematian menempati tempat sentral dalam masyarakat.
Meskipun tidak ada prasasti rinci yang mendokumentasikan peristiwa-peristiwa spesifik pada masa pemerintahan Djoser, catatan arkeologi dan teks-teks selanjutnya memungkinkan kita untuk menyimpulkan bahwa pemerintahannya adalah pemerintahan yang stabil dan sejahtera. Pembangunan piramida bertingkat tidak hanya berfungsi sebagai makamnya, tetapi juga merupakan simbol persatuan dan kekuasaan negara di bawah pemerintahannya. Monumen monumental ini tidak hanya menghormati kenangan Djoser, tetapi juga menetapkan standar baru bagi makam kerajaan.
Selain dampaknya terhadap arsitektur dan teknik, pemerintahan Djoser menandai titik balik dalam organisasi dan sentralisasi negara Mesir. Pemerintahannya mampu memobilisasi sumber daya dan tenaga kerja yang besar untuk melaksanakan proyek-proyek dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, hal ini menunjukkan tingkat kontrol dan efisiensi pemerintah yang tinggi. Model pemerintahan seperti ini akan menjadi ciri khas dinasti-dinasti selanjutnya, memperkuat citra firaun sebagai pemimpin yang ilahi dan mahakuasa.
Piramida Bertingkat Saqqara, dengan kehadirannya yang mengesankan dan desain yang revolusioner, tetap menjadi bukti abadi kecerdikan dan ambisi Djoser. Firaun ini, yang namanya telah melampaui ribuan tahun, tetap menjadi tokoh sentral dalam sejarah Mesir kuno yang menakjubkan, menginspirasi generasi-generasi cendekiawan dan petualang untuk mengungkap rahasia salah satu peradaban umat manusia yang paling mengesankan.