Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Inspiratif dan Penuh Epik Salahudin Al Ayubi

23 Juli 2024   16:01 Diperbarui: 23 Juli 2024   16:01 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Salahudin Al Ayubi, sumber:behance)

Tahukah anda kisah Salahudin Al Ayubi Sultan legendaris? Tahukah anda bahwa kepemimpinannya mengubah jalannya Perang Salib? Saya akan menceritakan sedikit tentang Sultan Salahuddin Al Ayyubi kepada anda, simak dan baca sampai selesai!

Dalam permadani sejarah yang dinamis dan beragam, hanya sedikit nama yang bergema selama berabad-abad seperti nama Saladin. Karakter ini, yang kehidupannya berkembang pada abad ke-12, tidak hanya dikenal karena keterampilan militernya yang luar biasa, tetapi juga karena kemurahan hati dan rasa hormatnya, kualitas yang mengangkatnya melampaui arketipe seorang pejuang belaka. Kisah mereka merupakan perpaduan antara konfrontasi dan kesopanan, perang dan kebijaksanaan, yang menentang penyederhanaan biner antara teman dan musuh.

Lahir pada tahun 1137 di Tikrit, sekarang Irak, Saladin, juga dikenal sebagai Salah al-Din Yusuf ibn Ayyub, muncul dari keluarga asal Kurdi. Jalannya menuju ketenaran dimulai di bawah bimbingan pamannya Shirkuh, seorang komandan militer yang melayani sultan Nuridik. Di Mesir, jauh dari tanah airnya, Shalahuddin mulai menempa legendanya. Setelah kematian Shirkuh, Saladin tidak hanya menjadi wazir kekhalifahan Fatimiyah di Kairo, namun juga penguasa de facto, menandai awal kebangkitannya menuju kekuasaan yang lebih besar.

(Salahudin Al Ayubi, sumber: Playground Al)
(Salahudin Al Ayubi, sumber: Playground Al)

Kemampuan Saladin untuk menavigasi pergolakan politik Timur Tengah pada masanya sungguh luar biasa. Pada tahun 1171, ia menghapuskan kekhalifahan Syiah Fatimiyah, menyelaraskan kembali Mesir dengan Sunni ortodoks dan mengakui khalifah Abbasiyah di Baghdad. Gerakan ini, bukan sekedar perubahan nominal, telah mengkonfigurasi ulang lanskap keagamaan dan politik di wilayah tersebut, menyatukan berbagai wilayah yang sebelumnya terfragmentasi di bawah benderanya.

Namun, perannya dalam Perang Salib Lah yang memperkuat warisannya. Pada tahun 1187, Saladin meraih kemenangan besar dalam Pertempuran Hattin, yang merupakan pukulan telak bagi kerajaan Tentara Salib di Tanah Suci. Jatuhnya Yerusalem ke tangannya pada tahun yang sama, setelah hampir satu abad berada di bawah kendali Kristen, merupakan peristiwa yang mengguncang dunia. Namun di balik kemenangan militernya, justru kemurahan hati Shalahuddin terhadap pihak yang kalah yang membedakannya. Di era yang ditandai dengan pembantaian brutal, ia menawarkan syarat menyerah yang murah hati, sehingga mendapatkan rasa hormat bahkan dari mereka yang berada di pihak lain dalam konflik tersebut.

(Salahudin Al Ayubi, sumber: Playground Al)
(Salahudin Al Ayubi, sumber: Playground Al)

Sosok Salahuddin tidak hanya melampaui medan perang, namun juga batas-batas zamannya. Ia menjadi simbol keluhuran dan kebajikan, baik di dunia Islam maupun di Barat. Kronik orang-orang sezamannya, serta interpretasi selanjutnya, sering kali menampilkannya sebagai lambang ksatria ideal, musuh yang dihormati dan dikagumi.

Kematian Saladin pada tahun 1193 menandai berakhirnya sebuah era. Terlepas dari penaklukan dan kerajaannya yang luas, ia meninggalkan warisan bukan dalam hal wilayah atau kekayaan, namun dalam cara ia mewujudkan kualitas keadilan, grasi, dan kepemimpinan. Ingatannya bertahan sebagai contoh langka kemanusiaan di tengah periode sejarah yang seringkali ditandai dengan kebrutalan.

Sebelum Saladin, dunia Muslim terpecah menjadi beberapa faksi dan kerajaan. Saladin berhasil menyatukan sebagian besar dunia Islam di bawah kepemimpinannya, termasuk Mesir, Suriah, Yaman, dan sebagian wilayahnya Arabia Utara dan Mesopotamia. Saladin adalah salah satu dari sedikit pemimpin Muslim yang digambarkan secara positif dalam literatur dan sejarah Barat. Dia dihormati oleh musuh-musuh Kristennya dan muncul dalam "Divine Comedy" Dante sebagai penguasa yang berbudi luhur di Limbo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun