Pernahkah anda mendengar nama Navajos? Tahukah anda kalau suku ini merupakan salah satu suku terbesar di Amerika Serikat?
Suku Navajo, juga dikenal sebagai Din, yang berarti "rakyat" dalam bahasa mereka, sebagian besar tinggal di wilayah barat daya Amerika Serikat. Dengan populasi lebih dari 300.000 anggota, Navajo adalah suku asli terbesar kedua di Amerika Serikat, hanya dilampaui oleh suku Cherokee. Reservasinya, yang terletak di persimpangan Arizona, Utah, dan New Mexico, adalah yang terbesar di negara ini, dengan luas lebih dari 27,000 mil persegi.
Secara historis, suku Navajo memelihara hubungan mendalam dengan tanah dan budaya mereka. Secara tradisional mereka nomaden, mereka beradaptasi dengan lingkungan gurun dan mengembangkan teknik pertanian dan peternakan untuk mempertahankan diri. Selama abad ke-19, mereka menghadapi banyak tantangan dan konflik dengan penjajah Eropa, yang berpuncak pada peristiwa tragis yang dikenal sebagai "Long March" pada tahun 1864, di mana ribuan orang Navajo terpaksa berjalan lebih dari 300 mil ke Bosque Redondo, sebuah interniran di New Meksiko, menderita kerugian besar dalam prosesnya.
Saat ini, suku Navajo telah melakukan upaya signifikan untuk melestarikan dan revitalisasi bahasa dan tradisi budaya mereka. Bahasa Navajo, yang dulunya terancam punah, kini diajarkan di sekolah-sekolah dan universitas-universitas yang berada di wilayah reservasi. Selain itu, suku Navajo terkenal di seluruh dunia karena karya seni mereka, termasuk perhiasan, tenun permadani, dan tembikar, yang mencerminkan pola dan teknik yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Selain warisan budaya mereka yang kaya, suku Navajo telah memberikan kontribusi besar terhadap sejarah Amerika modern. Selama Perang Dunia II, sekelompok penutur bahasa Navajo memainkan peran penting sebagai "pembicara kode", menggunakan bahasa mereka untuk membuat kode yang tidak dapat dipecahkan yang memainkan peran penting dalam komunikasi yang aman bagi Sekutu.
Meski mengalami kemajuan, suku Navajo menghadapi tantangan kontemporer, seperti masalah kesehatan masyarakat, terbatasnya akses terhadap layanan, serta masalah hak atas tanah dan sumber daya alam. Suku tersebut terus memperjuangkan otonomi yang lebih besar dan perbaikan kondisi kehidupan, dengan tetap menjaga keseimbangan dengan tradisi leluhur mereka.
Bangsa Navajo beroperasi dibawah sistem pemerintahan yang mirip dengan Amerika Serikat, dengan divisi eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Sistem pemerintahan ini secara resmi didirikan pada tahun 1923 untuk membantu mengelola sumber daya minyak yang terus meningkat di reservasi Navajo. Saat ini, pemerintahan mereka adalah salah satu yang paling canggih di antara negara-negara suku asli Amerika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H