Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keanekaragaman dan Keunikan Suku Apatanis India

20 Juli 2024   08:13 Diperbarui: 20 Juli 2024   08:54 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Wanita dari suku Apatani India, sumber: iStockphoto)

Tahukah anda bahwa di Apatanis (India) wanita menggunakan sumbat hidung kayu sebagai simbol kecantikan? Saya akan menceritakan sedikit tentang suku Apatani kepada anda. Temukan sejarah menarik dari tradisi kuno ini, simak dan baca sampai selesai!

Di perbukitan terpencil Arunachal Pradesh, timur laut India, hiduplah komunitas adat yang menjaga adat dan tradisinya tetap hidup selama berabad-abad. Suku Apatani, yang terkenal dengan kehebatan pertanian dan teknik pertanian teraseringnya yang rumit, memiliki budaya yang kaya dan unik. Salah satu tradisinya yang paling menonjol adalah penggunaan penutup hidung dari kayu oleh perempuan, yang merupakan simbol kecantikan dan status yang telah menarik perhatian para antropolog dan pelancong di seluruh dunia.

Praktik ini, yang dikenal secara lokal sebagai "Yaping Hullo" , sangat simbolis dan mencerminkan titik temu yang kompleks antara identitas, estetika, dan perlawanan budaya. Selama berabad-abad, perempuan Apatani mulai menindik hidung mereka dan memasukkan sumbat kayu besar, sebuah tradisi yang berasal dari masa ketika perempuan ditangkap oleh suku-suku saingan karena kecantikan mereka yang terkenal. Untuk menghindari penculikan ini, perempuan mulai memakai perhiasan ini, mengubah penampilan mereka dan membuat mereka kurang menarik bagi penjajah.

(Wanita dari suku Apatani India, sumber: iStockphoto)
(Wanita dari suku Apatani India, sumber: iStockphoto)

Selain tujuan awalnya sebagai perlindungan, penutup hidung berkembang menjadi penanda penting identitas dan keindahan budaya. Ornamen yang diukir dengan cermat ini memiliki ukuran dan desain yang bervariasi, mencerminkan individualitas dan status perempuan dalam komunitas. Diiringi tato wajah yang khas, sumbat hidung menjadi tanda kedewasaan dan rasa hormat.

Selain estetikanya yang khas, suku Apatani terkenal dengan teknik pertaniannya yang canggih, khususnya sistem pertanian terasering. Metode ini tidak hanya memaksimalkan penggunaan lahan di perbukitan tetapi juga mencakup sistem saluran irigasi yang cerdik yang memungkinkan irigasi yang efisien dan berkelanjutan, menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang pengelolaan air dan lahan.

(Wanita dari suku Apatani India, sumber: iStockphoto)
(Wanita dari suku Apatani India, sumber: iStockphoto)

Masuknya agama Kristen dan pengaruh modernisasi pada abad ke-20 membawa perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat Apatani. Banyak anak muda mulai menolak praktik-praktik kuno ini, berusaha beradaptasi dengan norma-norma kontemporer. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, minat terhadap pelestarian tradisi kuno bangkit kembali. Para wanita yang lebih tua, yang masih dengan bangga memakai penutup hidung dan tato, dihormati sebagai penjaga warisan budaya Apatani.

Saat ini, komunitas Apatani menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan modernitas dengan pelestarian adat istiadatnya. Meskipun ada tekanan dari luar, semakin banyak pengakuan terhadap nilai intrinsik tradisi mereka. Upaya untuk mendokumentasikan dan merayakan budaya Apatani, mulai dari praktik pertanian hingga ritual dan adat istiadat estetisnya, mencerminkan keinginan untuk menjaga identitasnya tetap hidup di dunia yang terus berubah.

Penggunaan penutup hidung dari kayu oleh perempuan Apatani tidak hanya merupakan bukti kecerdikan dan ketahanan mereka, namun juga merupakan perayaan atas keragaman budaya umat manusia. Dengan mempelajari praktik-praktik ini, kita semakin memahami kekayaan dan kompleksitas tradisi yang membentuk kita, mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan warisan budaya kita untuk generasi mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun