Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Plato: Arsitek Kisah Atlantis

19 Juli 2024   05:48 Diperbarui: 19 Juli 2024   05:48 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Monumen Plato, sumber: iStockphoto)

Di kedalaman pemikiran filosofis, di mana realitas dan fiksi terjalin dalam sebuah tarian abadi, terletak sosok Plato, filsuf Yunani yang disegani. Di luar kontribusinya yang besar terhadap filsafat, Plato dikenal sebagai arsitek sastra dari salah satu misteri paling gigih dan menarik dalam sejarah: Atlantis. Kisah ini, yang diceritakan dalam dialognya "Timaeus" dan "Critias," terus memikat imajinasi dunia, memicu pencarian jawaban tanpa akhir di antara kabut sejarah dan legenda.

Plato, lahir dari keluarga bangsawan di Athena pada abad ke-5 SM, menyaksikan naik turunnya politik dan masyarakat pada masanya. Karyanya mencerminkan keprihatinan mendalam terhadap cita-cita keadilan dan pencarian kebenaran, tema-tema yang membawanya membayangkan sebuah peradaban ideal: Atlantis. Dalam narasinya, Plato menggambarkan Atlantis sebagai kerajaan pulau, terletak di luar "Pilar Hercules" (yang kita kenal sekarang sebagai Selat Gibraltar), diperintah oleh konfederasi raja dan diberkati dengan kelimpahan dan teknologi canggih.

Namun, surga duniawi ini menyerah pada kesombongan dan korupsi, menimbulkan murka para dewa yang akhirnya menenggelamkannya ke laut dalam satu hari dan malam kemalangan.

Kisah Atlantis tidak hanya menjadi alegori yang kuat tentang bahaya kekuasaan dan korupsi, namun juga menimbulkan pertanyaan tentang hakikat realitas dan fiksi. Apakah Atlantis murni penemuan sastra Plato untuk mengilustrasikan teori filosofisnya, atau apakah Atlantis didasarkan pada ingatan yang menyimpang dari peristiwa sejarah nyata, seperti letusan Thera atau jatuhnya peradaban Mediterania kuno? Misteri ini telah memicu teori dan ekspedisi yang tak terhitung jumlahnya, beberapa berdasarkan studi akademis dan lainnya murni spekulasi.

Apa yang membuat kisah Atlantis sangat menarik adalah cara Plato memadukannya dengan unsur-unsur nyata dan mitologis. Dia memberikannya dalam konteks tokoh sejarah seperti Solon, legislator besar Athena, dan menempatkannya dalam kerangka temporal dan geografis tertentu. Perpaduan detail nyata dengan unsur-unsur luar biasa ini telah membuat banyak orang bertanya-tanya apakah Plato, yang dikenal karena kemampuannya merangkai kisah-kisah filosofis yang kompleks, menggunakan Atlantis sebagai perangkat sastra atau menyampaikan kebenaran yang diselubungi mitos.

Selama berabad-abad, Atlantis telah menginspirasi para filsuf, penulis, petualang, dan ilmuwan. Kata ini telah ditafsirkan ulang di banyak budaya, dengan makna dan bentuk baru, mulai dari mewakili utopia manusia hingga menjadi peringatan tentang kiamat lingkungan. Lokasinya telah "ditemukan" di berbagai tempat seperti Karibia, Antartika, dan Gurun Sahara, masing-masing teori mencoba mengungkap misteri yang diwariskan Plato kepada dunia.

Pada akhirnya, Atlantis karya Plato tetap menjadi sebuah teka-teki, sebuah fatamorgana di cakrawala pengetahuan manusia. Hal ini menantang kita untuk mencari kebenaran, mempertanyakan realitas dan mengeksplorasi batas-batas pemahaman kita. Dalam kisahnya tentang pulau yang hilang ini, Plato tidak hanya menciptakan salah satu kisah umat manusia yang paling abadi dan penuh teka-teki, namun ia juga mewariskan kepada kita sebuah warisan yang melampaui ruang dan waktu, sebuah warisan yang terus menginspirasi kekaguman, perdebatan, dan rasa takjub yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun