Kisah suku Cherokee adalah kisah tentang ketekunan dan ketangguhan. Suku Cherokee adalah salah satu suku asli paling terkenal di Amerika Utara, dengan sejarah ribuan tahun yang lalu. Berasal dari Amerika Serikat bagian tenggara, wilayah tradisional mereka mencakup wilayah yang sekarang disebut Georgia, Carolina Utara, Carolina Selatan, Virginia, Kentucky, Tennessee, dan Alabama.
Suku Cherokee tinggal di desa permanen dan dikenal karena keterampilan pertaniannya, terutama menanam jagung, kacang-kacangan, dan labu. Masyarakat mereka terstruktur dalam klan matrilineal, dan mereka memiliki sistem pemerintahan yang kompleks dengan dewan tetua dan kepala utama.
Fakta menarik tentang suku Cherokee adalah mereka mengembangkan sistem penulisan mereka sendiri pada awal abad ke-19. Sistem ini diciptakan oleh Sequoyah, seorang anggota suku, yang menemukan suku kata Cherokee, sekumpulan karakter yang mewakili suku kata, bukan huruf individual. Berkat pencapaian ini, suku Cherokee mampu menerbitkan buku, surat kabar, dan dokumen lain dalam bahasa mereka sendiri, yang sangat memperkuat kohesi literasi dan budaya mereka.
Kontak dengan orang Eropa, yang dimulai pada abad ke-16, membawa perubahan signifikan pada suku Cherokee. Awalnya, mereka memelihara hubungan komersial dengan pemukim Inggris, bertukar bulu dan barang lainnya. Namun, kedatangan besar-besaran pemukim Eropa dan perluasan pemukiman mereka mulai menggusur suku Cherokee dari tanah leluhur mereka.
Pada abad ke-19, tekanan terhadap tanah Cherokee meningkat drastis. Penemuan emas di Georgia pada tahun 1828 meningkatkan keserakahan para pemukim. Pada tahun 1830, Kongres Amerika Serikat mengesahkan Undang-Undang Penghapusan Indian, yang memungkinkan pemerintah federal merundingkan perjanjian untuk pemukiman kembali suku-suku asli di sebelah barat Sungai Mississippi.Â
Meskipun ada protes dan perlawanan damai dari suku Cherokee, pemerintah Amerika Serikat, di bawah Presiden Andrew Jackson, memulai pemindahan paksa mereka pada tahun 1838. Peristiwa tragis ini dikenal sebagai Jejak Air Mata. Lebih dari 16.000 warga Cherokee terpaksa melakukan pawai dari rumah mereka di tenggara menuju Wilayah India, yang sekarang disebut Oklahoma. Selama pawai ini, sekitar 4.000 warga Cherokee tewas karena kelaparan, penyakit, dan kondisi perjalanan yang keras.
Meskipun mengalami pengalaman yang menghancurkan ini, suku Cherokee menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Setelah bermukim kembali di Oklahoma, mereka membangun kembali komunitas mereka, menyusun kembali pemerintahan, dan melanjutkan tradisi budaya mereka. Saat ini, Bangsa Cherokee adalah suku asli Amerika terbesar di Amerika Serikat, dengan lebih dari 300.000 anggota terdaftar.
Suku Cherokee telah mempertahankan banyak tradisi budaya mereka dan mengadopsi cara-cara baru untuk melestarikannya di dunia modern. Bahasa Cherokee yang dulunya terancam punah kini bangkit kembali berkat program pendalaman bahasa dan pendidikan bilingual. Selain itu, suku ini telah mengembangkan perekonomian yang kuat, berdasarkan pendidikan, kesehatan dan pariwisata budaya.
Sejarah suku Cherokee merupakan bukti ketahanan dan adaptasi mereka. Meskipun ada upaya untuk memberantas mereka, mereka tetap mempertahankan identitas dan budaya mereka, dan terus menjadi bagian yang dinamis dalam tatanan sosial Amerika Serikat. Suku Cherokee mengingatkan kita akan pentingnya ketahanan dan kekuatan dalam menghadapi kesulitan, serta kekayaan budaya asli yang sangat mempengaruhi sejarah Amerika Utara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H