Mohon tunggu...
Nadya Putri
Nadya Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nadz si random people yang selalu ingin belajar hal baru dan memperbaiki diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Varanasi: Kota Spiritual dan Tradisi Kuno di India yang Menyimpan Banyak Misteri

13 Juli 2024   05:47 Diperbarui: 13 Juli 2024   06:03 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di jantung spiritual India, di tepi Sungai Gangga, terletak Varanasi, salah satu kota paling kuno dan mistis di dunia. Juga dikenal sebagai Benares atau Kashi, Varanasi adalah permadani hidup dari keilahian dan duniawi, tempat di mana spiritualitas terjalin dengan sejarah di setiap gang dan setiap ghat yang mencium sungai suci.

Varanasi adalah sebuah kota yang diselimuti selubung misteri, spiritualitas, dan tradisi kuno, Varanasi bukan hanya salah satu kota tertua dan tersuci di dunia, namun juga merupakan tujuan unik di mana kematian dianggap sebagai bagian integral dari kehidupan. Disini, kematian bukanlah suatu hal yang tabu atau tragedi, melainkan peristiwa sakral, pintu menuju pembebasan spiritual.

(Varanasi di India, sumber:depositphotos)
(Varanasi di India, sumber:depositphotos)

Menurut kepercayaan Hindu, meninggal di Varanasi dan dikremasi di tepian Sungai Gangga merupakan berkah yang menjamin Moksha, pembebasan jiwa dari siklus kelahiran kembali dan penderitaan. Kepercayaan ini menjadikan Varanasi sebagai tempat ziarah tidak hanya bagi yang masih hidup, tetapi juga bagi mereka yang merasa bahwa waktunya di dunia ini akan segera berakhir. Kota menjadi tempat perlindungan terakhir mereka, tempat mereka dengan sabar menunggu momen keberangkatan terakhir mereka.

Sejak dahulu kala, kota ini telah menjadi pusat ziarah dan kebijaksanaan. Menurut mitologi Hindu, Varanasi didirikan oleh Dewa Siwa sendiri, sang perusak dan pembaharu alam semesta. Kehadirannya dirasakan dimana-mana di kota, di kuil-kuil kuno dan dalam kebaktian para peziarah. Ghats, tangga yang menurun ke Sungai Gangga, menjadi saksi siklus hidup dan mati yang tiada henti. Di sini, para jamaah membenamkan diri dalam air suci untuk mencari penyucian, sementara tumpukan kayu pemakaman dibakar siang dan malam di Manikarnika Ghat, dalam ritual abadi pembebasan jiwa.

(Varanasi di India, sumber:depositphotos)
(Varanasi di India, sumber:depositphotos)

Di Varanasi, kematian dialami di depan umum. Jalanan dan ghat menjadi panggung di mana tindakan terakhir dalam hidup dilakukan. Jenazah yang dibungkus kain halus dan dihias bunga, dibawa dalam prosesi khidmat melalui jalan-jalan sempit hingga mencapai sungai. Di sana, mereka ditempatkan di atas tumpukan kayu dan diserahkan ke api, dalam sebuah ritual yang melambangkan pembubaran unsur fisik dan pembebasan jiwa.

Ghats atau anak tangga yang mengarah ke sungai adalah pusat tradisi kematian ini. Yang paling terkenal di antara mereka, Manikarnika Ghat, menyaksikan kremasi yang tak terhitung jumlahnya setiap hari. Di sini, tumpukan kayu pemakaman menyala siang dan malam, menyelimuti area tersebut dengan asap halus dan aroma kayu cendana. Seluruh keluarga berkumpul di sekitar orang yang mereka cintai dalam perpisahan terakhir mereka, melakukan ritual yang diturunkan dari generasi ke generasi.

(Varanasi di India, sumber:depositphotos)
(Varanasi di India, sumber:depositphotos)

Kehidupan di Varanasi adalah tontonan ritual dan tradisi yang tiada henti. Saat fajar, lonceng kuil berbunyi, umat melantunkan mantra, dan perahu dayung meluncur tanpa suara menyusuri sungai. Ganga Aarti, upacara persembahan sungai saat matahari terbenam, adalah pertunjukan cahaya, musik, dan keyakinan yang menghipnotis, momen ketika langit dan air bersatu dalam cermin api dan doa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun